Metro Kendari

Kendalikan Inflasi Daerah, Pemprov Sultra Aktifkan Satgas Pangan

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaktifkan kembali Satuan Tugas (Satgas) pangan. Hal ini dilakikan dalam rangka mengendalikan serta menjaga kestabilan harga maupun stok pangan sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Sismanto mengatakan, satgas pangan ini diaktifkan kembali oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, sekaligus menjadi Ketua Posko Satgas Pangan pada Januari lalu.

“Satgas pangan ini diaktifkan kembali untuk mengatasi kondisi keadaan pangan kita di Sultra. Poskonya terletak di Dinas Ketahanan Pangan Sultra yang melibatkan semua pemangku kepentingan yang tentunya berkaitan dengan pangan,” katanya, Selasa (7/2/2023).

Ari mengungkapkan, permasalahan pangan menjadi masalah strategis, di mana seluruh wilayah harus menyiapkan serta mencukupkan kebutuhan pangan bagi masyarakat.

“Untuk itu, pemerintah daerah pun berperan dalam menangani pangan mulai dari pengaturan, pengendalian, pengawasan, pembinaan terkait ketersediaan, keterjangkauan, pasokan, stabilitas harga, dan keamanan pangan di daerah,” jelasnya.

Lebih lanjut, dalam peresmian posko satgas pangan ini beberapa sektor yang terlibat di dalamnya dalam menangani pangan diantaranya Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Perkebunan, dan beberapa bidang atau instansi lainnya.

Meskipun saat ini dampak pangan terhadap inflasi angkanya terbilang cukup kecil. Namun hal ini dianggap penting mengingat angka inflasi di Sultra mencapai 7,39 persen. Hal ini berdasarkan pantauan dua kota yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau.

“Saat ini inflasi dipengaruhi oleh sektor terbesar yaitu transportasi udara, harga tiket, kenaikan avtur (aviation turbine fuel/bahan bakar pesawat cukup tinggi, kenaikan PDAM serta cukai rokok. Tetapi jia dilihat kondisi pangan masih aman,” ungkapnya.

Kendati kondisi pangan saat ini masih aman, posko ini nantinya akan terus memantau serta meng-update melalui sektor-sektor terkait. Hal ini guna mengatur data pangan dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan sehingga membuat ekosistem yang baik.

“Jika kita melihat juga neraca pangan di Sulawesi Tenggara saat ini masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sampai beberapa bulan ke depan,” tandasnya. (bds)

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button