Metro Kendari

Ini Cara Mengolah Air yang Tercemar Bakteri E-Coli

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sesuai standar Peraturan Menteri Kesehatan, tidak boleh ditemukan satu pun bakteri Escherichia coli (E-Coli) baik itu di air bersih maupun air yang dikonsumsi atau air minum.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kendari Elfi mengatakan, bahaya E-coli yang sering ditemui di masyarakat ialah diare.

Jika dirunut dari kejadian dan dihubungkan dengan angka kasus yang ada di Kota Kendari, masyarakat Ibu Kota Sultra ini belum terdampak bakteri E-Coli yang ada pada air, karena berdasarkan hasil pengawasan di lapangan baik di PDAM maupun air minum isi ulang dan sumur gali yang menjadi objek pengawasan dari Dinas Kesehatan, tidak dapat dipungkiri masih ditemukan adanya E-coli dalam air.

“Salah satu treatment atau pencegahan yang menyelamatkan masyarakat kita dari bakteri ini, Alhamdulillah masyarakat Kendari masih berlakukan perebusan air sebelum dikonsumsi,” ujar dia ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/1/2023).

Bakteri tersebut bisa mati dengan melakukan perebusan hingga 100 derajat celcius dan lebih bagusnya jika air didiamkan terlebih dahulu beberapa menit.

Baca Juga : Air PDAM Mengandung Bakteri E-coli, Pj Wali Kota Bakal Uji Lab Kembali

PDAM pun yang diklaim sebagai perusahaan daerah yang seharusnya bisa langsung dikonsumsi, namun karena masyarakat tidak terbiasa mengkonsumsi air sebelum merebusnya. Ini menjadi salah satu efek positif sehingga terhindar dari dampak Bakteri E-Coli.

Adapun penyebab air yang tercemar bakteri E-Coli, lanjut dia, dipastikan terkontaminasi oleh kotoran hewan atau kotoran manusia, bisa juga tanahnya memang sudah tercemar oleh bakteri itu. Tidak itu saja, jarak antara septic tank dengan sumur pun mempengaruhi.

“Berdasarkan standar aturan kementerian kesehatan jarak antara Septic Tank dengan sumur air bersih minimal 10 meter. Namun jika itu yang diterapkan di daerah perkotaan maka itu tidak memenuhi syarat lagi,” tutur Elfi.

Untuk itu, Pemerintah Kota Kendari mengantisipasi dengan melaunching kegiatan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) untuk mengantisipasi adanya kontaminasi antara Septic Tank dan sumber air bersih. Di mana tinja disedot secara teratur dua tahun sekali, sehingga tidak memungkinkan pencemaran baik tanah maupun air tanah yang berada di sekitar Septic Tank karena kedap.

Baca Juga : Air PDAM Intake Anggoeya Mengandung Bakteri E-Coli, DPRD Kendari Minta Pemkot Beri Sanksi

“Sejauh ini kami belum menemukan atau belum ada laporan dampak bahaya E-Coli dari masyarakat, karena kami melalui 15 Puskesmas di Kendari juga membuka layanan Klinik Sanitasi,” kata dia.

Klinik tersebut mencari masyarakat yang sering terkena penyakit yang berhubungan dengan air, dalam hal ini diare. Petugas klinik akan mencari tahu penyebabnya apa dari makanan atau air, sebagian besar diduga penyakit diare yang dialami masyarakat Kendari karena perilaku hidup bersih yang tidak maksimal.

“Diantaranya, tidak mencuci tangan sebelum makan atau mengendong anak. Untuk itu kita imbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan,” tutup dia. (bds)

 

Reporter: Septiana Syam
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button