Metro Kendari

Disperindag Sultra Dukung Program MBG Lewat Diversifikasi Produk Sehat dan Bergizi

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) terus mendukung program Makan Bergizi Gratis atau MBG.

Dukungan tersebut melalui kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) diversifikasi produk industri kecil menengah (IKM) olahan pangan sehat dan bergizi.

Bimtek tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Rony Yakob, bertempat di Kabupaten Konawe, Jumat (4/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Disperindag Sultra, Rony Yakob mengatakan kegiatan tersebut untuk tahap pertama dilaksanakan di dua daerah yakni Kabupaten Konawe dan Konawe Utara.

“Pada tahap pertama dilaksanakan di Konawe dan Konut, sedangkan untuk tahap selanjutnya akan diselenggarakan di seluruh kabupaten kota se-Sultra,” katanya.

Lebih lanjut, dalam mendukung program MBG, Disperindag melakukan pengembangan diversifikasi produk pada IKM olahan pangan sehat dan bergizi.

Diversifikasi ini merupakan strategi penting untuk meningkatkan daya saing, memenuhi kebutuhan pasar yang semakin sadar akan kesehatan, dan memperluas jangkauan pasar.

“Hal ini sebagaimana pengembangan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis yang programnya ditindaklanjuti oleh Gubernur Sulawesi Tenggara,” terangnya.

Program tersebut merupakan kebijakan strategis yang diterapkan pemerintah pusat maupun daerah atau melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat.

Rony menyampaikan, program ini bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk, stunting, dan ketimpangan akses pangan terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak sekolah, ibu hamil, dan masyarakat miskin.

Dalam bimtek kali ini, terdapat beberapa produk yang diversifikasi makanan sehat dan bergizi yakni keripik singkong menjadi keripik singkong rendah garam, rasa rempah lokal.

Selanjutnya produk mie instan jadi mie mocaf, mie moringa bebas pengawet. Minuman tradisional jadi jamu modern dalam kemasan siap minum.

“Ada produk kue kering diversifikasi jadi cookies gluten-free, cookies oat. Terakhir, bubur instan jadi bubur instan bayi berbahan lokal seperti ubi ungu dan beras merah,” ungkapnya.

“Diversifikasi ini adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan ketahanan usaha, namun dapat berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan bergizi masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” pungkasnya. (cds)

 

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button