Berwirausaha Sebagai Terapi bagi Lansia
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Berwirausaha bukan hanya sekedar menghasilkan pundi – pundi rupiah, namun dapat memberikan manfaat besar bagi lanjut usia (Lansia).
Kepala Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) Minaula Kendari, Syamsuddin, hal itu selaras dengan kajian Justyna Stypińska dan Janina Myrczik dari Department of Sociology, Free University Berlin, Germany serta Annette Franke dari Department for Social Work, University of Applied Sciences Ludwigsburg, Germany.
Menurutnya, berwirausaha memberikan manfaat bagi lansia dalam mempertahankan kontak sosial dan mencegah keterasingan, juga membangun kepercayan diri lansia yang membuat lansia lebih berdaya baik secara psikologis maupun secara sosial.
Konsep tersebut dianggap sejalan dengan Program Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (Progres LU) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial bersifat holistik, sistematis dan terstandar, terdiri dari Bantuan bertujuan Lansia (BANTU LU), perawatan sosial, dukungan keluarga dan terapi.
BACA JUGA:
“Mengenai terapi sendiri terdiri dari terapi fisik, mental spiritual, psikososial, dan terapi penghidupan. Dalam terapi penghidupan salah satunya terkait kewirausahaan,” ungkapnya.
Selanjutnya, kewirausahaan ini terbukti meningkatkan fungsi sosial lanjut usia, sebagaimana hasil monitoring dan evaluasi terhadap 29 lansia penerima Dukungan Keluarga Lanjut Usia (DKLU) LRSLU Minaula Kendari yang berlokasi di Kabupaten Muna.
“Lansia tersebut mendapatkan bantuan modal usaha dan pendampingan dari LKS LU Orislz al-Dzikra Sowite sebagai mitra,” urainya.
Dia menjelaskan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi catatan dari pelaksanaan DKLU di Kabupaten Muna yakni ;
Pertama, peran pendamping sangat efektif dalam mendorong partisipasi dan dukungan keluarga kepada lansia.
Kedua, dari perspektif gerontologi aktifitas kewirausahaan bukan semata aktifitas ekonomi, tapi juga menjadi terapi penghidupan. Sebagai terapi, kewirausaan dapat membantu lansia dalam mempertahankan dan mengembangkan kontak dan relasi sosial.
Ketiga, dari akspek kognitif, berwiraswasta menjadi media untuk terus memberikan stimulasi pada kognitif lansia melalui aktivitas menghitung, menata, mengingat dan menganalisa sehingga dimensi dini pada lansia dapat dicegah.
Ditempat yang berbeda, Nurbaya selaku pendamping DKLU mengaku ada beberapa lansia yang telah mendapatkan bantuan DKLU telah meraskan manfaatnya. Salah satu yang disebutkannya yakni Laode Rusu (70).
Sebelum mendapatkan DKLU pendapatannya hanya sekitar Rp100 ribu perhari hasil jualan kue keliling yang dilakoni istrinya. Namun sekarang berkat bantuan DKLU pasangan lansia ini telah membangun satu kios di pinggir jalan.
“Barang yang dijual juga bukan satu macam, tapi beraneka macam mulai dari kue, nasi bungkus, buah-buahan, serta sembako. Penghasilannya meningkat menjadi 500ribu perhari dan istrinya tidak lagi menjajakan kuenya secara keliling.
Tak hanya itu, kegiatan kewirausahaan bagi lansia ini turut dirasakan manfaatnya oleh Wa Mungkolo yang merasa lebih sehat, lebih bahagia dan lebih bersemangat, serta lebih berharga dengan berjualan.
Selain mendapatkan penghasilan walau tidak besar, dia juga merasa bahagia karena dia bisa bersilaturahmi dan dikunjugi orang banyak orang.
“Baginya pendapatan bukan hal utama tapi dengan berjualan dia seperti ada penyemangat dan tidak merasa kesepian, dibandingkan hanya tinggal di rumah,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Qs