Menteri Perindustrian Resmikan Fasilitas PT. VDNI, Tuan Rumah Kemana?
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bupati Konawe, Kerry Saiful Konggoasa tak hadir pada peresmian fasilitas pengembangan, pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) oleh menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto.
Ketidak hadiran bupati tersebut, memunculkan tanda tanya dari para tamu undangan yang hadir, kemana bupati Konawe? yang sempat viral dengan aksinya yang diduga ingin mengusir pekerja asing di wilayah itu.
Berdasarkan pantauan Detiksultra.com sejak Menteri Perindustrian tiba ditempat jam 11.30 Wita di acara persemian, namun Bupati Konawe, Kerry Saiful Konggoasa selaku tuan rumah tidak hadir dalam kegiatan tersebut.
[artikel number=3 tag=”fasilitas,resmikan,vdni,” ]
Senin 25 Februari 2019, Peresmian fasilitas smelter PT VDNI, dihadiri Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, Gubernur Sultra, Ali Mazi, Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, Wakil Bupati Buton Utara,
Ramadio, Muspida dan Forkopimda.
Dalam sambutannya Airlangga Hartarto menyebutkan Fasilitas smelter dengan luas area 700 hektar ini merupakan salah satu fasilitas pemurnian biji nikel terbesar di Indonesia.
Pihaknya sangat mendukung program Presiden bidang pertambangan.
PT VDNI yang berdiri sejak tahun 2014 merupakan anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd yang merupakan perusahaan terkemuka dalam bidang ferronickel. Dengan nilai investasi mencapai US$ 1 Milyar, fasilitas ini berdiri di dalam kawasan industri PT Virtue Dragon Nickel Industrial Park (VDNIP) seluas 2.253 hektar, dimana kawasan industri ini pun merupakan bagian dari proyek strategis nasional sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Realisasi investasi PT VDNI saat ini meliputi pabrik pengecoran dan peleburan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel antara 10 persen hingga 12 persen dengan jumlah produksi 15 tungku Rotary Kiln-Electric Furnance (RKEF) dengan kapasitas produksi NPI 600.000 hingga 800.000 metrik ton per tahun.
“Fasilitas pengembangan, pengolahan dan pemurnian PT VDNI ini akan menjadi industri smelter terbesar di Indonesia di masa mendatang. Fasilitas ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif terhadap pembangunan dan kemajuan Sultra pada khususnya dan tentunya bagi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Direktur Utama PT VDNI, Mingdong Zhu.
PT VDNI memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan smelter berkelas dunia, yang tak hanya dapat ikut meningkatkan perekonomian namun juga dapat menyerap tenaga kerja dari para putra dan putri daerah. Saat ini sudah lebih dari 6.000 tenaga kerja yang ada di pabrik PT VDNI merupakan tenaga kerja indonesia yang sebagian besar berasal dari Sultra.
“Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting. Untuk itu, kami terus melakukan peningkatan keterampilan dalam pengolahan dan pemurnian nikel. Salah satunya adalah dengan memberangkatkan putra-putri daerah terbaik untuk belajar di Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2018 lalu, ” tambah Mingdong Zhu.
Kehadiran fasilitas smelter PT VDNI dapat dipastikan memberi multiplier effect dalam berbagai aktivitas industrialisasi di berbagai bidang. Salah satunya adalah penggunaan tenaga kerja kontraktor yang menjadi rekanan bagi PT VDNI, seperti misalnya jasa logistik, penggunaan kapal tongkang, tenaga kerja konstruksi dan bongkar muat, pertambangan dan lain-lain.
Zhou Yuan Site Manager PT VDNI menambahkan bahwa saat ini sudah lebih dari 10.000 orang tenaga kerja yang terserap sebagai hasil dari multiplier effect tersebut.
Sesuai dengan penjelasan Menteri Perindustrian awal tahun ini, pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa bertujuan untuk mendorong pemerataan infrastruktur dan ekonomi di seluruh Indonesia. Pemerintah memproyeksikan di masa mendatang akan terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60 persen dibanding di Jawa, karenanya pengembangan kawasan industri menjadi perhatian utama pemerintah karena diharapkan mampu mewujudkan perekonomian yang inklusif. “Kehadiran Kawasan industry VDNIP menjadi bagian tak terpisahkan dari usaha untuk menggapai tujuan tersebut,” tegas Mingdong Zhu.
Selain fasilitas smelter, untuk menunjang mobilitas dan mempermudah proses logistik serta pengapalan mineral hasil olahan, dalam kawasan industri VDNIP ini juga terdapat fasilitas dermaga yang memiliki kapasitas hingga 2.500.000 DWT per tahun. Pada bulan September 2017 lalu, untuk pertama kalinya PT VDNI juga telah melakukan kegiatan ekspor perdana mineral hasil olahan (NPI) sebanyak 7.733 metrik ton dengan tujuan Republik Rakyat Tiongkok.
Reporter : Ningsih
Editor : Dahlan