HeadlineMetro Kendari

BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrim di Wilayah Sultra

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM- BMKG Maritim Kendari, mengingatkan masyarakat Sultra, potensi ancaman cuaca ekstrim yang akan terjadi pada tiga hari kedepan.

Cuaca ekstrim ini tidak hanya melanda perairan, tapi juga berdampak didaratan dengan curah hujan yang tinggi yang bisa menyebabkan banjir, tanah longsor, dan angin kencang (badai).

Kepala seksi Observasi Data dan Informasi BMKG Kendari, Ismed, menyatakan cuaca buruk di wilayah Sultra disebabkan munculnya potensi bibit badai siklon akibat gangguan anomali cuaca.

“Yah ada potensi bibit siklon di Laut wilayah NTT bisa berdampak cuaca ekstrim di Sultra,” ujar Ismed.

Penjelasannya diurai Ismed, hasil analisis dinamika atmosfer BMKG (22/1/2019) terpantau adanya pola tekanan rendah 1005 (hektopascal) hPa, teridentifikasi di Laut Timor NTT.

Bersamaan dengan itu, massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi diwilayah Sultra, dengan indeks labilitas sedang sampai kuat, serta hangatnya suhu muka laut di laut Sulawesi dan laut Flores.

Hal ini juga terpantau pola pergerakan angin yang membelok dengan konvergensi yang menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi diwilayah Sultra.

Terutama wilayah bagian selatan, meliputi Buton, Buton Selatan, Wakatobi, Baubau dan Kabaena, serta bagian utara seperti Konawe Utara, Konawe Selatan, Kendari, Konawe Kepulauan, dan Kolaka Utara.

Siaran pers yang dikeluarkan BMKG, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta, memonitor adanya tiga bibit badai tropis didekat wilayah Indonesia.

Salah satu bibit siklo yang ada di perairan NTT, berpotensi menjadi siklon tropis dalam tiga hari kedepan sehingga menyebabkan cuaca ekstrim berupa angin kencang yang dapat mencapai diatas 25 knot.

Dampaknya, mengakibatkan potensi gelombang tinggi diperairan dengan ketinggian 2,5 s.d 4,0 meter.

Gelombang tinggi ini rawan terjadi diwilayaj perairan Sultra, seperti perairan Baubau, Wakatobi, dan laut Banda timur Sultra.

Gelombang tinggi ini dianggap berbahaya untuk pelaut, khususnya nelayan yamg menggunakan sampan dan kapal bertonase kecil.

Cuaca ekstrim ini pula disebutkan BMKG, sebagai dampak naiknya gelombang tinggi di wilayah perairan teluk Bone, yang mengganggu aktifitas pelayaran kapal Fery dari pelabuhan Kolaka menuju pelabuhan Bajoe, Sulawesi Selatan.

Reporter : Dahlan

Editor: Sumarlin

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button