HeadlineHukumMetro Kendari

Begini Kronologis Pemukulan Relawan dan Penyerangan Posko Asrun

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Korban pemukulan yang terjadi di posko induk Asrun-Hugua Jumat dini hari akhirnya buka suara. Anggi (26), relawan yang bekerja di posko paslon Gubernur bertagline Berkah ini menuturkan, awalnya dirinya bersama seorang temannya keluar posko untuk membeli makanan. Setibanya kembali, ia diteriaki oleh sekelompok orang yang tak dikenal di depan posko.
“Kita diteriaki dengan beberapa orang yang ada disitu, tapi kita tidak gubris. Lalu kita jalan terus, mereka malah mengejar. Kita tidak tau apa-apa langsung dipukul sampai di dalam posko, setelah itu kita lari ke kantor polisi untuk melapor,” ungkap Anggi saat konferensi pers di posko induk Asrun-Hugua, Sabtu malam (31/3/2018).
Lebih rinci, Anggi menerangkan bahwa dirinya bersama temannya dipukul oleh empat orang dengan menggunakan kursi besi. Kemungkinan para pelaku sendiri dalam pengaruh minuman keras.
“Perlawanan yang kami lakukan itu hanya bertahan, saya dihantam bagian kepala,” tambahnya.
Atas pemukulan tersebut, pihaknya telah melaporkan pelaku ke Polsek Baruga dengan nomor surat tanda bukti lapor STBM/93/K/III/2018/Polsek Baruga, tertanggal 30 Maret 2018 dengan terlapor Ali Cs.
Tak hanya itu, di hari berikutnya, Sabtu dini hari (31/3/2018) sekitar pukul 00.00 Wita, kembali terjadi aksi penyerangan posko induk Asrun-Hugua. Hal itu diceritakan salah seorang relawan yang berada di TKP saat kejadian, Naim.
BACA JUGA:
Posko Asrun-Hugua Diserang, Atribut Kampanye Dibakar
Kapolres: Penyerangan Posko Asrun-Hugua Dilakukan Relawan Sendiri

“Kita lagi main-main song di depan. Ada beberapa orang yang teriak di depan posko. Teman-teman menoleh, lalu mereka bertanya kenapa kalian liat-liat kita, lalu mereka masuk ke posko. Saya sendiri keluar menghadapi mereka, sempat menahan, tapi mereka tetap ingin paksakan adu jotos,” katanya.
Naim juga sempat mengingatkan agar tidak membuat gaduh di posko. Karena bisa ditangkap pihak kepolisian. Namun mereka tetap memaksa untuk berkelahi. Setelah mereka keluar dari posko, secara tiba-tiba datang kelompok massa yang lebih banyak.
“Yang awalnya datang itu tiga orang, dua bapak-bapak, satu anak muda seumuran saya mungkin, tidak pake baju, tidak bawa apa-apa, hanya teriak-teriak. Mereka bilang, kenapa kalian liat-liat kita, kalau kalian jago keluar, kita main-main dulu di luar,” jelasnya.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Ann

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button