KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mantan Prajurit TNI Yonif 725 Woroagi, Adrianus Pattian, yang juga tersangka penculikan dan pemerkosaan anak di bawah umur, ternyata hobi atau memiliki kegemaran menonton film porno anak-anak.
Perilaku tak sononoh itu diungkapkan oleh Dokter Forensik Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), dr Kompol Mauluddin, yang pada saat itu ikut memeriksa pelaku pedofilia terhadap enam anak dibawah umur ini, usai dibekuk oleh pihak keamanan, Selasa (1/5/2019) lalu.
“Dari keterangan pelaku, memang suka melihat video-video porno anak-anak, jadi dia ini ada semacam suatu kelainan. Ini beda dengan suatu kekerasan anak yang murni. Kalau ini memang ada kelainan yang disebut pedofilia,” ungkapnya, saat dihubungi oleh awak media, Kamis (2/5/2019).
Dokter Forensik Polda Sultra ini menjelaskan, selain memeriksa Adrianus Pattian, juga melakukan visum terhadap kelima anak yang menjadi korban lelaki asal Maluku ini.
“Karena sampel sperma yang ditemukan sangat sedikit, sehingga untuk memastikan identitas pelaku tidak dilakukan uji DNA. Namun ada cara lain dengan menggunakan pemeriksaan menganamnesa atau wawancara, lalu menunjukkan wajah terduga pelaku,” bebernya.
[artikel number=3 tag=”predator anak,kendari”]
Karena tidak dilakukan uji DNA, tiga korban pertama lebih dulu ditunjukkan berupa video dan foto pelaku. Lalu berikutnya pihak Dokter Forensik Polda Sultra menunjukkan foto dan video kepada korban keempat dan kelima.
“Kelima anak itu menunjuk orang yang sama. Secara pemeriksaan dan analisa forensik, bahwa ini mengarah ke satu pelaku pedofilia. Semua kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap bercak darah yang ada di motor, di rok korban, itu memang mengarah kepada satu orang pelaku. Jadi ini menurut saya pedofilia berantai,” cetusnya.
Lebih lanjut, kata dia, kelima korban itu telah dirawat di RS Bhayangkara, dan sementara diberikan berupa pendampingan untuk mencegah trauma.
“Mereka mendapat pendampingan untuk proses trauma healing dari tim psikologi Polda Sultra dan Komnas anak. Hal itu sementara dilakukan dan masih berjalan,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Rani