KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Tiongkok masih menjadi tujuan utama ekspor Sultra, yaitu sebesar US$ 740,37 juta atau 74,95 persen, disusul India US$ 130,87 juta atau 13,25 persen dan Korea Selatan US$ 49,05 juta atau 57,36 persen.
Adapun barang yang diekspor ke luar negeri di antaranya besi, baja, biji logam, terak dan abu.
“Share ekspor terbesar per November yaitu besi dan baja sebesar US$ 610, 80 juta atau 70,33 persen, selanjutnya biji logam, terak dan abu US$ 220,42 juta atau 25,38 persen,” ungkap Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud.
Menurut Edy, kenaikan ekspor tersebut berdampak pada penerimaan negara mengingat besi, baja, biji logam, terak dan abu merupakan penyumbang utama pendapatan negara. Kenaikan nilai penjualan sebesar 15, 26 persen tahun 2018 membantu mendorong neraca dagang Indonesia surplus US$ 38,23 juta.
[artikel number=3 tag=”pasar,ekspor” ]
Lanjut dia, volume ekspor November 2018 tercatat 855,57 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 10,12 persen, jika dibandingkan ekspor Oktober 2018 yang tercatat 951,94 ribu ton.
Ia juga menjelaskan, ekspor Sultra Januari-November 2018 mencapai 8.467,68 ribu ton atau senilai US$987,82 juta. Sementara nilai impor Sultra pada November 2018 tercatat US$81,07 juta atau mengalami penurunan sebesar 18,28 persen dibanding impor Oktober 2018 yang tercatat US$ 99,21 juta.
Sedangkan volume impor November 2018 tercatat 68,54 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 47,54 persen dibanding impor Oktober 2018 yang tercatat 130,66 ribu ton.
Total impor Sulawesi Tenggara Januari-November 2018 mencapai 980,34 ribu ton atau senilai US$ 735,91 juta.
Reporter: Ningsih
Editor: Rani