Tingkatkan Produksi Hingga 56 Persen, BI Sultra Dorong Digitalisasi Budi Daya Pertanian
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong digitalisasi di sektor pertanian melalui budi daya padi sawah dan ikan air tawar. Komoditas ini memiliki banyak keuntungan dan peningkatan produktivitas bagi kelompok tani.
Kepala BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, dalam mendukung digitalisasi tersebut, saat ini pihaknya telah menerapkan digital smart farming dan mina padi pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgomea di Kabupaten Konawe.
Penerapan digital smart farming dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi dan inovasi yang yang memberikan keuntungan berupa peningkatan ketepatan (presisi) budi daya pertanian dibandingkan dengan metode konvensional.
“Penerapan digital smart farming dan metode mina padi dari Bank Indonesia pada Gapoktan Langgomea, Kabupaten Konawe terbukti dapat meningkatkan produktivitas padi sawah mencapai 56 persen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, melalui program mina padi dengan mengintegrasikan budi daya padi sawah dengan budi daya ikan air tawar telah menghasilkan nilai tambah lahan berupa 1,2 ton produksi ikan pada satu kali masa panen padi.
Tentunya dengan keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar dan menjadikan lokasi demplot padi di Langgomea ini sebagai pusat edukasi pertanian organik terintegrasi dengan peternakan sapi, perikanan air tawar, padi sawah dan itik petelur.
“Namun masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan budi daya digital smart farming dan metode mina ini, seperti keberadaan gangguan hama sawah serangan hama keong dan anjing tanah,” tuturnya.
Oleh karena itu, menindaklanjuti tantangan tersebut, sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan pelatihan pembuatan herbisida nabati klaster padi sawah. Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 20 orang perwakilan kelompok tani di Kabupaten Konawe dengan narasumber Dr. Nugroho dari Ansa School sebagai praktisi pupuk organik. Kemudian ada Muslimin dari Dinas Pertanian Konawe, dan I Made Djiwanata dari Gapoktan Merta Sari.
“Melalui pelatihan tersebut diharapkan produktivitas padi sawat pada kelompok tani Langgomea semakin meningkat dan pada akhirnya mendorong perekonomian masyarakat serta pemenuhan kebutuhan pasokan beras sebagai salah satu komoditas strategis inflasi,” ucap Doni.
Ia menjelaskan pelatihan tersebut merupakan rangkaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tenggara yang telah diluncurkan di tahun 2022 lalu.
Upaya GNPIP direalisasikan melalui berbagai kebijakan dengan tetap mengacu pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dalam pengendalian inflasi.
“Dalam rangka menjalankan salah satu strategi pengendalian inflasi 4K yaitu ketersediaan pasokan dan mendukung kegiatan GNPIP selain Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi). Kami juga terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas dominan penyumbang inflasi lainnya termasuk komoditas beras,” imbuhnya.
Untuk itu, melalui berbagai upaya yang dilakukan sebelumnya, GNPIP Sultra telah berhasil melahirkan juara klaster pangan yang mampu berkontribusi kepada pengendalian inflasi daerah secara efektif dengan program yang terfokus dan tepat sasaran. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan