KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Bidang Sistem Pemberdayaan dan Manajemen Intern, La Ode Muhammad Bahtiar Zaadi, mengatakan, kredit perbankan di Sultra didominasi kredit konsumsi dibandingkan kredit produktif.
Saat ini, kredit produktif masih berada dikisaran 20 persen.
Hal ini disebabkan karena, proses pengajuan pinjaman kredit konsumsi lebih mudah.
Bank Indonesia telah menyusun kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor produktif, dengan mengacu pada trend kenaikan pembiayaan konsumtif yang terus meningkat.
Selain itu, prosesnya pun jauh lebih mudah. Ditambahkan La Ode Muhammad Bahtiar Zaadi, sektor produktif baik itu usaha maupun modal kerja tergantung dari pola pikir masyarakat dan kondisi masyarakat setempat.
“Pada dasarnya kita tahu pembiayaan kredit produktif itu tidak sama dengan konsumtif yang membutuhkan analisis kelayakan usaha sebagai dasar perbankan untuk menilai layak tidaknya pelaku usaha tersebut mendapatkan pinjaman dari pihak perbankan,”ungkapnya.
Tetapi patut diakui bahwa, sektor konsumsi memang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, tetapi jika pembiayaan konsumsi berlebih maka dapat mendorong inflasi dan sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi di dorong oleh sektor produktif maka dipastikan menekan laju inflasi.
Situasi ini menjadi konsentrasi Bank Indonesia, untuk menekan pembiayaan kredit konsumtif dan lebih menaikan porsi penyaluran kredit produktif, sebab jika produksi naik maka terjadi peningkatan suplay, sehingga inflasi bisa terkendali.
Reporter: Ningsih
Editor: Sumarlin