KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar masih tak stabil. Posisi rupiah masih betah di kisaran Rp14.819 per dolar.
Upaya mendongkrak rupiah, tak luput dari peran pemikiran kepala daerah, tidak terkecuali Gubernur Ali Mazi yang baru dilantik 5 September lalu.
Pengamat Ekonomi Nasional, Abdul Rahman Farizi (ARF) menyarankan Ali Mazi untuk membenahi sektor ekspor, guna menguatkan nilai rupiah. Caranya, memaksimalkan pengiriman ekspor daerah seperti nikel, komoditas pertanian, dan perikanan.
Khusus perikanan, pemerintah harus melonggarkan regulasi izin bagi nelayan, agar optimal beroperasi menangkap ikan dan mengekspornya ke luar negeri. Izin operasional kapal selama ini masih diresahkan nelayan. Pasalnya kapal berukuran di atas 30 gross tonnage (GT) hariu melalui pintu Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Di Sultra, Ali Mazi yang baru dilantik perlu mengambil berinisiatif benahi kita punya sektor ekspor, kan kita punya nikel, komoditas, termasuk perikanan, meski sejauh ini sektor perikanan mengalami kendala kebijakan izin dari KKP,” ujar ARF yang ditemui di kediamannya.
Secara nasional ditambahkan bakal caleg DPR RI Dapil Sultra ini, anjloknya nilai rupiah mempengaruhi struktur anggaran APBN. Karena asumsi penerimaan dan pengeluaran negara otomatis dipengaruhi nilai kenaikan dolar, seperti pasokan dana subsidi, sehingga asumsinya turut membenani APBN.
Reporter: Dahlan
Editor: Ann