Biaya Distribusi dan Penggilingan Picu Kenaikan Harga Beras di Kendari
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Harga beras merangkak naik di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal ini disebabkan biaya distribusi yang turut mengalami kenaikan.
Salah seorang pedagang di Pasar Mandonga, Hida (42) mengatakan, kenaikan salah satu bahan pokok ini terjadi sejak awal Desember 2022 lalu.
“Informasinya itu karena katanya beras di penggilingan tinggi, ditambah lagi katanya adanya kontainer membawa beras dari luar (wilayah Sultra),” ucapnya, Jumat (27/1/2023).
Lebih lanjut, Hida menjual beras mulai dari beras kepala super, beras Ciliwung, beras Konawe, dan beberapa beras dengan kemasan tertentu per kilogramnya.
Untuk Beras Konawe dibanderol Rp8.500 dari Rp8 ribu per liternya, beras Ciliwung Rp9 ribu dari Rp8 ribu per liternya dan beras kepala super dijual Rp10 ribu dari sebelumnya Rp9 ribu per liternya.
“Per kilogramnya untuk beras kepala, beras Ciliwung, dan beras Konawe itu sama harganya 11 ribu dari sebelumnya 10 ribu,” ungkapnya.
Menanggapi kenaikan harga beras itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, Sitti Saleha mengatakan penyebabnya adalah di tingkat pengecer.
“Kenaikan harga beras itu terjadi pada tingkat pengecer, karena adanya biaya transportasi dari sentra produksi ke pengecer,” ungkapnya.
Sitti Saleha mengungkapkan, bahwa Bulog telah menjual beras medium Rp9.400 dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogramnya. Namun, kenaikan tersebut di tingkat pengecer tidak begitu signifikan, karena beras yang dijual Rp10.800 per kilogramnya.
“Kedepannya, Bulog atas koordinasi kami akan bukakan los di pasar akan dimasukkan beras Bulog, nanti ada spanduk dengan tulisan harga beras tidak boleh naik,” tegasnya. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan