Wakatobi

KKST-Bupati Terpilih Wakatobi Gelar FGD soal Integrasi Investasi Perikanan Ramah Lingkungan

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (PP KKST) dan KKST Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Wakatobi menggelar focus group discussion (FGD) mengenai “Integrasi Investasi Perikanan Ramah Lingkungan di Kabupaten Wakatobi”. Kegiatan yang digelar secara virtual pada Selasa (20/4/2021) ini merupakan tindak lanjut FGD sebelumnya antara KKST dengan bupati terpilih Wakatobi, Haliana.

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam proyek integrasi investasi perikanan ramah lingkungan di Kabupaten Wakatobi ini seperti GIZ German, Pemerintah Kabupaten Wakatobi sendiri, KKST, Feng Xing International (Taiwan), 4H Association (Korea Selatan), pelaku usaha nasional, dan nelayan lokal Wakatobi.

Masing-masing pihak tersebut memiliki peran. GIZ Jerman misalnya, bertanggung jawab pada penyediaan teknologi pabrik es ramah lingkungan atau solar powered ice maker, penyediaan teknologi coldstorage ramah lingkungan berbasis solar powered, penyediaan teknologi renewable energy boat atau mesin tempel menggunakan energi baterai berbasis solar powered.

Teknologi ini bakal menjadi pilot project yang akan dibangun di Kaledupa, sedangkan pulau-pulau lainnya di Wakatobi menyusul kemudian.

Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Wakatobi berperan membentuk BUMD sebagai investor dalam proyek, dukungan terhadap regulasi dan perizinan lainnya, dukungan terhadap kebutuhan lahan pabrik, dan konsolidasi kelembagaan nelayan eksisting di Wakatobi.

Pengurus Pusat KKST akan menjadi fasilitator terhadap semua stakeholders dan bersama-sama Pemkab Wakatobi mengawal realisasi kegiatan integrasi investasi perikanan ramah lingkungan di Kabupaten Wakatobi.

Feng Xing International, perusahaan asal Taiwan ini akan berperan sebagai offtaker, mitra untuk ekspor hasil perikanan Wakatobi.

Sementara 4H Association asal Korea Selatan akan membantu pencapaian kemandirian pangan untuk komoditi bawang, tomat, cabai dan sayuran di Wakatobi agar tidak sepenuhnya tergantung dari daerah lain, yaitu dengan membangun greenhouse di Wakatobi.

Sedangkan pelaku usaha nasional tentu menjadi investor di bidang perikanan.

Dan nelayan lokal Wakatobi akan menjadi amada perikanan tangkap lokal, nelayan akan diupgrade kemampuan penanganan pasca-tangkapnya agar kualitas ikan sesuai standar ekspor untuk ikan fresh maupun frozen.

KKST-Bupati Terpilih Wakatobi Gelar FGD soal Integrasi Investasi Perikanan Ramah LingkunganKegiatan FGD yang juga didukung oleh media online Detiksultra.com ini menghadirkan sejumlah narasumber.

Pertama, ada Prof. Dr. La Ode M. Kamaluddin. Ia mengatakan, proyek integrasi investasi perikanan ramah lingkungan adalah proyek keberpihakan terhadap nelayan dengan tujuan meningkatkan pendapatan nelayan untuk memenuhi kebutuhan dasar nelayan lokal, termasuk kesehatan dan pendidikan anak-anaknya atau setara dengan minimal Rp7,5 juta per bulan.

Proyek ini juga merupakan pembuktian bahwa konservasi laut dan produksi perikanan bisa berjalan berdampingan.

Dikatakan, pelaksanaan proyek ini tidak lagi berbicara tentang kebijakan daerah karena telah sesuai dengan visi misi Bupati Wakatobi terpilih, sehingga sekarang saatnya pihak yang terlibat mengambil peran masing-masing untuk merealisasikan pilot proyek ini menjadi kenyataan.

Menurutnya, sudah saatnya KKST mengambil peran yang lebih konkrit, tidak lagi hanya bergerak dan berhenti pada wacana, sehingga sudah tepat jika KKST lebih menyentuh aspek kemasyarakatan dan pembangunan daerah, karena potensi SDM-nya cukup mumpuni untuk memerankan hal tersebut.

Bupati Terpilih Wakatobi Haliana, menyambut baik dan mendukung sepenuhnya proyek integrasi investasi perikanan ramah lingkungan ini di Wakatobi karena hal ini akan menciptakan sentra bisnis perikanan terpadu di Kabupaten Wakatobi, yang telah menjadi program unggulannya dalam mengembangkan perikanan di Wakatobi ke depannya.

Sekitar 95,8% luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah berupa laut sehingga Kabupaten Wakatobi harus memilih mengembangkan sektor maritim (pariwisata bahari, perikanan budidaya dan perikanan tangkap) sebagai sumber ekonomi masa depan daerah dengan tetap menjaga dan mempertahankan kondisi wilayah sebagai kawasan konservasi laut.

Pemateri kedua Prof. Dr. Jaswar Koto, M.Eng, Mar.Eng. Ia akan menguji coba teknologi e-reporting pada kapal-kapal nelayan 1 GT – 3 GT di Wakatobi. Teknologi ini adalah hasil karya tim yang pertama kali akan diuji coba dengan mengambil lokasi di Wakatobi.

Teknologi e-reporting adalah pelaporan secara otomatis berbasis satelit dan atau menggunakan internet tentang jumlah hasil tangkapan ikan, jenis ikan yang ditangkap dan monitoring posisi kapal saat melaut termasuk aspek keselamatannya.

Teknologi e-reporting ini merupakan instrumen untuk meningkatkan PNBP dan atau PAD karena pelaporan hasil perikanan dari nelayan menjadi lebih akurat.

Ketua Umum Pengurus Pusat KKST, Drs. Sarifuddin Udu mengatakan,
KKST bersedia menfasilitasi Kabupaten Wakatobi untuk mengintegrasikan semua potensi yang ada sehingga proyek integrasi investasi perikanan ramah lingkungan di Wakatobi ini dapat terwujud.

Jika percontohan ini sudah berjalan dengan baik maka KKST akan melakukan hal yang sama di daerah lainnya. Tentu harus sesuai dengan potensi daerah setempat.

Dalam kegiatan ini, Ketua KKST Sulawesi Selatan, La Ode Amijaya Kamaluddin juga menjadi salah satu pemateri.

 

Reporter: Mulyanti

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button