Wakatobi

Festival Lalo’a, Pertama Kali Bakal Dilaksanakan di Wakatobi

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Masyarakat adat Kadie Liya, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, untuk pertama kalinya akan melaksanakan Festival Lalo’a atau ikan Baronang pada 11 hingga 13 Oktober mendatang.

Festival Lalo’a diselenggarakan secara kolaborasi oleh Pemerintah Desa Liya Togo, Liya Mawi, Liya Bahari, Liya One Melangka, Wisata Kolo, komunitas kreatif lokal, didukung Pemerintah Kabupaten Wakatobi dan akan dihadiri langsung oleh bupati Wakatobi, H. Arhawi.

Ketua Panitia Festival Lalo’a, Usman menceritakan bagaimana mulanya Festival Lalo’a ini. Festival Lalo’a bermula dari peristiwa langka yang terjadi setiap tahun pada bulan yang sama yaitu kedatangan (migrasi) ikan boronang atau borona (nama lokal) pada bulan September, Oktober hingga November itu dari laut dalam secara ramai-ramai naik ke perairan pesisir, di wilayah laut desa adat Kadie Liya, yang tujuannya ikan boronang tersebut datang untuk bertelur.

“Dari peristiwa Langka ini yang tiap tahun terjadi, kita masyarakat Liya berfikir kalau ini akan sangat menarik jika dijadikan sebuah festival sehingga dengan peristiwa itu munculah inspirasi menjadi sebuah festival Lalo’a,” ujar usman pada detiksultra, Selasa (8/10/2019).

[artikel number=3 tag=”festival lalo’a,wakatobi”]

Diceritakan, dalam festival Lalo’a nantinya akan dibuat sebuah pertunjukan parade dengan mengenakan atribut replika ikan yang rencannya akan diikuti ribuan orang, pada acara festival juga menghadirkan ikon ikan boronang yang ukurannya akan dibuat sekitar empat kali enam meter.

Festival yang dilaksanakan sekitar seminggu lagi ini, akan menghadirkan siswa SD, SMP dan SMA yang nantinya akan membawa replika ikan-ikan boronang kecil.

“Tujuan festival Lalo’a ini apa? itu mengajak generasi muda Liya supaya mereka bisa melestarikan ikan boronang dan memelihara lingkungan mulai dari alat tangkap yang ramah lingkungan, perlakuan saat menangkap ikan,” tambah usman.

Festival yang berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama festival direncanakan akan dilaksanakan bertempat di Desa Liya Togo dilaksanakan acara mangani’a.

Mangania’a merupakan acara adat masyarakat Desa Liya Togo. Diadakan untuk bersilahturahmi dan memanjatkan doa demi keselamatan desa. Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil pertanian dan laut melimpah.

Kedua, desa Liya One Melangka ada Sepa Buloli semacam takraw tradisional, yang dimana kata Usman tidak seperti takraw yang menggunakan net, akan tetapi Buloli ini membuat lingkaran siapa yang menang itu adalah siapa yang lama mempermainkan bola. Kemudian dilanjutkan Hebatu Kampo (bakar batu) memasak makanan menggunakan batu yang dipanaskan, Kemudian Potamba atau bermain perang-perangan mengunakan pasir atau lumpur dan dilanjutkan Hekomba di Liya Bahari Indah.

Ketiga, yang merupakan hari terakhir festival Lalo’a dimulai di Liya Bahari dan berakhir di Liya One Melangka, yang diawali dengan lelang ikan boronang hasil Lalo’a, parade Akbar Lalo’a dan diakhiri makan bersama ikan bakar boronang.

Usman menerangkan sejauh ini persiapan hampir finis, undangan telah disebar dan kepada masyarakat luar diharapakan dapat berpartisipasi dalam festival Lalo’a ini

Reporter: Musdar
Editor: Sumarlin

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button