WAKATOBI, DETIKSULTRA.COM- Tiga warga negara Indonesia (WNI) yakni AKM (30), AD (41), dan AR (26), asal Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf pada Januari 2020 dikabarkan telah berhasil dibebaskan.
Dikutip dari bbc.com, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, penyelamatan dilakukan pada Kamis sore hari, 18 Maret 2021, di perairan Tawi-tawi saat kapal yang digunakan kelompok Abu Sayyaf membawa tiga WNI terbalik akibat gelombang laut.
Kabar penyelamatan korban itu pun telah terkonfirmasi kepada keluarga korban oleh pihak Kementerian Luar Negeri via telepon seluler pada Jumat, 19 Maret 2021.
Mendapat kabar tersebut, Azmin Kastamiran (20), adik dari AKM merasa bersyukur atas penyelamatan terhadap kakaknya. Ia pun menaruh harapan kepada pemerintah agar bisa segera melakukan upaya pemulangan terhadap kakak dan kedua rekan kakaknya yang baru saja diselamatkan oleh aparat keamanan Filipina tersebut.
“Kami sekeluarga sangat bersyukur atas bebasnya kakak saya bersama rekannya yang juga warga Kaledupa. Semoga mereka segera kembali dan berkumpul bersama keluarga di rumah,” ucap Azmin.
“Kami juga berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah agar para korban dipulangkan ke Indonesia dan langsung Wakatobi,” tambahnya lagi saat diwawancarai detiksultra.com via telepon seluler miliknya, Minggu (21/3/2021).
Atas kejadian malang yang menimpa kakaknya selama lebih dari satu tahun itu, ia meminta pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi mau memberi perhatian kepada para korban sandera Abu Sayyaf.
“Semoga pemerintah dan Pemda Wakatobi mau memberi perhatian khusus agar mereka bisa memiliki pekerjaan yang baik di Wakatobi sehingga mereka tidak merantau lagi,” ujarnya
Senada dengan hal itu, Samiun, warga Kaledupa yang juga pernah menjadi sandera oleh Abu Sayyaf pada September hingga Desember 2019 lalu berharap setiap warga Wakatobi yang pernah disandera agar mendapat perhatian.
Ia mengaku dirinya merasa trauma jika harus kembali mencari suaka dengan pekerjaan serupa di Malaysia.
“Waktu kami ditahan Abu Sayyaf, hingga kami kembali ke Wakatobi, tidak ada perhatian dari pemda. Saya berharap setelah ini, kami semua diperhatikan,” tutur Samiun yang saat ini sedang berada di Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Selain itu, ia juga mengutarakan jika dirinya pernah dijanji oleh Kementerian Luar Negeri bahwa akan diberikan beasiswa sekolah pelayaran.
“Saya pernah dijanji oleh Kementerian Luar Negeri akan diberi beasiswa sekolah pelayaran tiga bulan setelah dikembalikan ke Wakatobi, namun hingga saat ini sudah setahun lebih belum ada yang menghubungi,” ujarnya.
Ia bahkan pernah menghubungi pihak kementerian, namun tidak ada respons.
Reporter: Abdul
Editor: J. Saki