KENDARI, DETIKSULTRA.COM- Beberapa hari terakhir netizen dihebohkan dengan adanya penemuan ular piton berukuran besar di Kabupaten Muna. Dari tiga penemuan ini, salah satunya ditangkap karena memangsa manusia.
Menanggapi maraknya penemuan ular tersebut, salah satu pemerhati lingkungan di Kabupaten Muna, La Ode Albaria Nurmazizi akhirnya angkat bicara. Ia menilai ular raksasa itu bukan tanpa sebab keluar dan memangsa manusia.
“Menurut pandangan pribadi saya, hal ini terjadi karena ular tersebut merasa habitat mereka sudah mulai terusik dengan aktifitas manusia. Terlebih sumber makanan ular itu yang mulai berkurang,” ungkap La Ode Albaria Nurmazizi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, hutan di Kabupaten Muna sudah mulai terkikis. Tahun 2010 luas hutan mencapai 115,008 hekto are dan turun menjadi 44,214 hekto are pada tahun 2014.
“Hal ini terjadi karena alih fungsi hutan dari hutan pertanian atau hutan bisu menjadi lahan perkebuanan,” jelasnya kepada Detiksultra.com.
Laode Albaria juga meminta, pemerintah sebaiknya tidak menganggap remeh munculnya fenomena ular ini. Mesti ada kajian-kajian khusus. Sebab penemuan ular itu bukan hanya di satu kecamatan, tapi juga ditemukan di kecamatan lain di Kabupaten Muna.
“Terkait kerusakan hutan yang semakin bertambah setiap tahunya semestinya menjadi perhatian khusus pemerintah juga. Mungkin bulan ini ular yang muncul, nanti bulan depan bisa saja monyet atau babi yang muncul, karena hutan sudah semakin terkikis,” tukasnya.
Reporter: Ahmad Sadikin
Editor: Ann