Muna Barat

Ini Penjelasan Kadis Pertanian Mubar soal Pengadaan Bibit Jagung yang Tak Sesuai Usulan Petani

Dengarkan

MUNA BARAT, DETIKSULTRA.COM – Mayoritas petani di Kabupaten Muna Barat (Mubar) mengeluhkan pengadaan bibit jagung yang tak sesuai usulan. Petani mengusulkan jenis bisi 2 (B2), namun yang datang justru varietas lain.

Hal itu disampaikan salah satu warga Desa Kasakamu Kecamatan Kusambi saat acara silaturahmi Pj Bupati Mubar di Desa Guali, Kecamatan sawerigadi, Selasa 21 Juni 2022.

Menanggapi hal itu, Kadis Pertanian Mubar Nestor Jono mengatakan, usulan masyarakat lagi-lagi belum terakomodir karena ketersediaan menu yang ada dari pusat. Bantuan bibit jagung yang turun setiap tahunnya memang berbeda-beda.

Ia pun tak menampik, yang berkaitan dengan usulan petani khususnya bibit jagung jenis varietas bisi 2 yang tertuang dalam CPCL (calon petani calon lahan) sesuai musim tanam periode April-September dan Oktober-Maret dari dinas dilanjutkan ke pemerintah pusat.

“Kementerian Pertanian memberikan bantuan bibit tidak sesuai dengan usulan kami, karena setiap tahun selalu berganti varietas yang turun. Tidak mungkin juga kita tolak apalagi gratis. Pada T.A 2019 varietas B2, TA 2020 bantuan benih jagung hybridax varietas pioneer dan pada TA 2021 varietas asia 92, dan tahun 2022 ini bantuan benih yang akan turun adalah jenis varietas nakula sadewa 29 untuk 6 ribu hektare lahan milik 240 kelompok tani siap tanam yang tersebar di semua kecamatan dan akan tiba pada 30 Juni mendatang,” terangnya, Rabu (22/6/2022).

Lebih lanjut Nestor mengatakan, karena bantuan bibit jagung gratis diturunkan langsung dari kementerian maka pihaknya tidak menganggarkan hal itu dalam APBD kabupaten untuk menghindari tumpang tindih jika program disinkronisasi.

Ia menyebut, jika diestimasi dalam bentuk uang, jumlah bantuan bibit jagung yang turun untuk persiapan 6 ribu hektare lahan itu sekira Rp7,6 miliar.

“Itu luar biasa. Dari sisi anggaran bahwa kebutuhan benih untuk lahan 1 ha, membutuhkan benih sebanyak 15 kg, harga satuan untuk benih Rp85 ribu per kilo, artinya kalau kita konversi ke rupiah adalah 1 ha membutuhkan dana Rp1,2 juta. Artinya kalau kita kali dengan 6.000 ha, berarti kita harus menyiapkan dana kurang lebih Rp7,6 miliar. Jadi bantuan itu turun dalam bentuk barang bukan uang,” jelas Nestor.

Nestor mengaku dirinya akan tetap mencarikan solusi permintaan petani terkait bibit jagung kuning varietas yang dikeluhkan masyarakat, khususnya para petani.

“Dalam waktu dekat saya akan menghadap Pak Bupati untuk meminta petunjuk berkaitan dengan sebagian keluhan petani kami, yang menginginkan benih varietas B2 itu,” tutupnya. (bds*)

Reporter : La Ode Darlan
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button