Opini

“Perjamuan Teakhir” JOKOWI

Dengarkan

Perjamuan terakhir pak Jokowi di istana presiden baru-baru ini bukanlah jamuan makan siang biasa bahkan ada pepata popular diabad 20 dengan istilah “Tidak Ada Makan Siang Gratis”. Jamuan bersama empat calon kandidat presiden peseta pemilu 2024 tersebut sebelum mengakhiri masa jabatan sebagai presiden ke tujuh  Republik Indonesia. Hal ini akan menjadi lain ditafsirkan maknanya dimasyarakat dan jamuan ini bedakan ajakan makan siang presiden dengan para Driver Ojol ataupun bersama para Komedian Standup di istana presiden.

Kita juga masih menginat jejak digital tentang statemen Presiden Jokowi yang akan terlibat langsung cawe-cawe dalam pencalonan presiden peserta Pemilu, yang menimbulkan kontroversi dan spekulasi politik.

Hal lain juga masih terkait dengan pribadi Presiden Jokowi tentang adanya pelanggaran etik Ketua Mahkamah Konstitusi dalam putusan batas usia calon wakil presiden, dimana narasi menyebut nama Gibran Rakabuming Raka  sebagai anak sulung Presiden Jokowi dalam putusan MK tersebut dipimpin langsung Ketua MK yang  nota bene paman dari Gibran. Berikan uraian singkat kepada saya.

Jamuan makan siang Presiden Jokowi dan calon presiden peserta Pemilu 2024 di Istana Presiden telah menarik perhatian publik dan memicu spekulasi politik. Seperti yang diketahui, makan siang antara para elit politik sering kali menjadi bahan spekulasi dan tafsiran politik. Hal ini terjadi karena makan siang bersama dapat mengindikasikan adanya hubungan politik yang lebih mendalam atau bahkan kesepakatan tertentu di antara mereka berempat dan Allah yang tahu.

Namun, penting untuk diingat bahwa jamuan makan siang ini akan memiliki makna politik yang mendalam. Dalam banyak kasus, pertemuan semacam ini dapat dianggap sebagai upaya untuk membangun hubungan yang lebih baik antara para calon presiden, atau ada dialog, serta membahas isu-isu penting yang dihadapi pemilu kedepan atau boleh jadi  jamuan ini menjadi pesan verbal pak Jokowi berpamitan sebagai presiden dan akan menjadi penyokong salah satu capre dari ketiganya hal yang mungkin nanti waktu yg membuktikan.

Dalam konteks ini, dapat juga diinterpretasikan sebagai sebuah kesempatan untuk berdiskusi mengenai isu-isu penting yang akan dihadapi negara dalam pemilu mendatang. Pembahasan ini dapat meliputi berbagai hal, seperti kebijakan ekonomi, sosial, politik, dan isu-isu keamanan nasional.

Namun, ada juga spekulasi politik yang muncul terkait dengan jamuan siang ini. Salah satunya adalah spekulasi tentang cawe-cawe presiden, yaitu kemungkinan adanya kesepakatan atau perjanjian politik antara Presiden Jokowi dan para calon presiden peserta Pemilu  terkait pengamanan diri JOWO sebagai mantan presiden di masa depan. Hal ini tidak dapat dipastikan dan hanya menjadi spekulasi semata sampai ada bukti yang jelas.

Selain itu, ada pula perdebatan lainnya terkait pelanggaran etik Mahkamah Konstitusi dalam putusan No.90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia calon wakil presiden. Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa batas usia calon wakil presiden tetap adalah 40 tahun namun ditambahkan telah berpengalaman dan seterusnya, putusan MK tersebut dinilai sebagai karpet merah bagi anak sulung Presiden Jokowi Gibran yang faktanya belum berusia 40 tahun namun juga belum bisa dikatakan berpengalaman memimpin keealokotaannya di Solo.

Beberapa pihak menganggap bahwa jamuan  siang Jokowi ini dapat diartikan sebagai upaya bagian daric awe cawe Presiden Jokowi untuk mempengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi yang notabene adik iparnya atau dengan kata lain memanfaatkan posisinya untuk kepentingan politik keluarga (Politik Dynasti).

Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa Jamuan  siang Jokowi sebagai bagian dari pengalihan issu agar tidak secara langsung terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi dan sekalugus mengaburkan issu siding kode etik terhadap ketua MK yangdipimpin Jimli Assiddiq bertindak sebagai ketua Dewan Etik MK. Oleh karena Jamuan Siang Jokowi dapat dijadikan sebagai smoke ice issu untuk mengkamuflir siding bukti adanya pelanggaran etik Mahkamah Konstitusi.

Sampai disini pemahaman konspirasi issu, Jamuan  siang bersama antara Presiden Jokowi dan keempat calon presiden peserta Pemilu 2024 di Istana Presiden dapat memiliki makna politik yang mendalam atau hanya sebagai upaya untuk pengalihan issu yang lebih baik dan bisa diasumsikan bahwa langka kuda hitam Jokowi sedang di mainkan agar para  pemimpin politik tidak berspekulasi sebagai bagiab dari cawe-cawe presiden Jokowi demi sang ipar tidak disoroti secara tajam oleh publik atas pelanggaran etik Ketua Mahkamah Konstitusi.

mHal ini juga masih merupakan penafsiran saya terhadap Jamuan terakhir Jokowi, dan bisa juga asumsi ini kudu dipastikan kebenarannya sampai ada bukti yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap kritis dan berhati-hati dalam menafsirkan peristiwa-peristiwa politik semacam ini.

 

Oleh : DRLAK

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button