KONAWE KEPULAUAN, DETIKSULTRA.COM – Sebagian besar masyarakat Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) adalah mayoritas petani dan pekebun.
Hal itu dapat dilihat dari area lahan masyarakat Pulau Kelapa ini dipenuhi berbagai tanaman jangka pendek maupun jangka panjang.
Seorang warga Desa Sukarela Jaya Mudar, yang merupakan suami Wa Ana pemilik lahan yang baru saja diserobot oleh PT Gema Kreasi Perdana (GKP), mengaku kehidupan keluarganya hanya bergantung pada hasil bertani dan berkebun.
[artikel number=3 tag=”penerobosan lahan,konawe kepulauan”]
Mulai dari kehidupan sehari – hari sampai biaya pendidikan anak – anaknya itu tidak lain merupakan dari hasil bertani dan berkebun.
“Kami disini hampir rata – rata mengantungkan hidup dari hasil kebun dan tani. Biaya sekolah anak – anak kami disini pun asalnya itu dari hasil kebun juga. Jadi bagaimana pun caranya kami tak akan pernah memberikan lahan kami ke pihak peruusahaan tambang. Meski itu hanya beberapa meter,” ujar Mudar kepada Detiksultra.com, Sabtu (24/8/2019).
Ganti rugi tanam tumbuh pun dinilainnya tidak sebanding dengan harga yang diberikan oleh pihak PT GKP. Sebab kata dia, jambu mente perpohon dalam setahun bisa menghasilkan hingga puluhan kilo, dan harganya pun fantastis dalam perkilonya.
“Mereka menawarkan satu pohon jambu mente itu ganti rugi tanam tumbuhnya hanya Rp 700 ribu saja. Sementara dalam satu pohon itu bisa menghasilkan sampai 30 kilogram, hitung saja harga jambu mente dalam satu kilogram. Kemarin harganya itu tembus sampai Rp 28 ribu per kilonya,” bebernya.
“Jadi kalau kami memberikannya kepada pihak perusahaan yang rugi siapa, ya kami. Sebab Rp 700 ribu hanya sekali, tapi panen itu per tahun,” jelasnya.
Mudar juga mengaku lahan yang luasnya kurang lebih 1 hektar itu sudah di garap puluhan tahun oleh mertuanya.
“Lahan ini warisan dari mertua untuk istri saya, dan lahan ini telah digarap untuk berkebun kurang lebih 30 tahun. Di dalamnya pun kami menanami tanaman jangka panjang seperti, cengkeh, pala, jambu mente, dan kelapa,” akunya.
Lanjutnya, sebagai warga negara yang patuh terhadap aturan dirinya juga mengaku, selalu rutin membayar pajak bumi dan bangunan (PBB).
“Kami rutin membayar pajak PBB pertahun. Ini baru beberapa hari saya membayar pajak,” tandasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Sumarlin