KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bupati Kolaka Timur (Koltim), Andi Merya Nur sebelumnya mengusulkan agar kursi wakil bupati (wabup) diduduki oleh istri alhamarhum mantan Bupati Koltim, Samsul Bahri Majid (SBM)
Menanggapi hal itu, pengamat politik Sultra, Najib Husain mengatakan itu sah-sah saja dan tidak ada pelanggaran dalam etika politik.
Najib mengatakan, naiknya Andi Merya Nur sebagai Bupati Koltim membuat kursi wakil bupati kosong.
Namun persoalannya, ada empat partai pengusung yaitu Partai Gerindra, PDIP, PAN dan Demokrat. Jika empat partai itu bisa tetap bersatu maka tidak ada persoalan soal siapa yang akan menduduki kursi wakil bupati.
“Sehingga apa yang pernah diusulkan Bu Merya agar yang menjadi wakilnya adalah istri almarhum yakni Ibu Diana, saya pikir itu sah-sah saja,” ungkap Najib di ruang kerjanya, Selasa (15/6/2021).
“Para pengusung juga tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk bertarung dalam pemilihan calon wakil bupati,” tambah Najib.
Dosen Fakultas FISIP UHO ini juga, menambahkan, Andi Merya Nur harus terus melakukan komunikasi nonformal dengan melobi kepada empat partai pengusung agar istri SBM bisa menjadi wakil bupati nantinya.
“Jadi tidak ada masalah karena itu adalah pertimbangan kemanusiaan dan paling terpenting keempat partai pengusung ini tetap bersatu serta tidak ada perpecahan nantinya,” ucapnya.
Jika istri SBM benar terpilih sebagai wakil bupati, kata Najib, maka itu potret pertama di Sultra di mana bupati dan wakilnya adalah perempuan.
Katanya, ini menjadi hal yang menarik kerena akan menjadi sebuah model kepemimpinan di mana selama ini yang diinginkan kebijakan pembangunan lebih diprioritaskan pada persoalan perempuan, anak, orang tua, dan stunting.
“Utama persoalan stunting, itu menjadi sebuah tugas utama bagi pemimpin perempuan agar bisa meningkatkan dan menghindari gizi buruk selama kepemimpinannya,” kata Najib. (ads*)
Reporter: Sesra
Editor: J. Saki
