BUTON, DETIKSULTRA.COM – Kementerian Kesehatan menemukan ada 30,8 persen anak dalam kondisi stunting tahun 2018. Hal ini terus dikhawatirkan lantaran jumlahnya terus meningkat di Indonesia.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak.
Wakil Bupati Buton, Iis Elianti menegaskan, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak yang berkompeten dalam pencegahan stunting untuk serius melakukan intervensi dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah khususnya Kabupaten Buton.
“Dinas Kesehatan sebagai instansi yang sangat berperan dalam pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik harus bisa memainkan perannya dengan optimal intervensi gizi spesifik, seperti pemeriksaan ibu hamil, ibu hamil mendapatkan tablet fe, pemenuhan gizi, persalinan di faskes, imunisasi, pemberian obat cacing pada balita,” terang Iis Elianti pada Kampanye Penggerakan Masa dan Pencegahan Stunting di Takawa, Pasarwajo, (05/12/19).
Pencegahan stunting, tambahnya, perlu melalui intervensi gizi sensitif yang banyak diperankan oleh instansi di luar dinas kesehatan, dimana harus bisa bersinergi satu dengan lainnya
dalam pencegahan stunting.
BACA JUGA:
- Hilang Selama Dua Hari, Nelayan Asal Buton Ditemukan Meninggal
- Buntut Damaikan Supriyani dan Orang Tua Korban, Ketua LBH HAMI Konsel Dicopot
- Lepas Lima Warga Kendari Umrah Gratis, AJP-ASLI Didoakan Menang Pilwali 2024
- Produksi Padi di Sultra Meningkat 38 Persen per Oktober 2024
- Pemprov Sultra Salurkan 1.850 Obat dan 380 Boks Disinfektan untuk Cegah Virus Jembrana
Intervensi sensitif seperti akses air minum yang aman, akses sanitasi yang layak, akses pelayanan pelayanan KB, akses JKN , dll.
Selain itu, ia juga membeberkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting masalah gizi lain.
Terkait dengan stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, persoalan kesehatan lainnya adalah anemia pada ibu hamil (48,9%), berat bayi lahir rendah atau BBLR (6,2%), balita kurus atau wasting (10,2%) dan anemia pada balita.
“Marilah kita kosentrasikan segenap potensi kekuatan dan kebersamaan kita untuk dapat melakukan upaya-upaya inovasi untuk percepatan penurunan stunting demi terwujudnya generasi sehat dan indonesia unggul kita berharap generasi sehat yang kita perjuangkan bersama dapat menjadi sumber daya manusia unggul yang akan mengisi pembangunan di daerah kita ini” tangkasnya.
Reporter: M5
Editor: Dahlan