Metro Kendari

Bungker Jepang di Kelurahan Mata Terbengkalai

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Wilayah Kelurahan Mata di Kota Kendari, dikenal menyimpan sejumlah situs sejarah sisa Perang Dunia II yang dulunya dikuasai oleh bala tentara Jepang atau Nippon.

Salah satu situs sejarah fenomenal yang masih bertahan hingga kini, adalah keberadaan bungker lengkap dengan meriam anti serangan udara peninggalan Jepang. Lokasinya tepat di perbukitan Kelurahan Mata, yang hanya berjarak puluhan meter dari jalan poros utama wilayah itu.

Untuk tiba langsung di area bungker dan meriam itu, harus lebih dulu menanjaki 22 anak tangga beton dengan lebar sekitar 60 atau 70 cm. Titik lokasinya sangat dekat dengan pemukiman penduduk.

Pasca Jepang menyerah kepada tentara sekutu tahun 1945, hampir seluruh perlengkapan perang Nippon di daerah ini, ditinggalkan begitu saja, termasuk meriam baja di bungker bekas pertahanan tentara Jepang.

Seiring waktu, kondisi bungker beton berukuran 3×4 meter dan tinggi 2 meter nyaris tak terurus, bahkan meriam bajanya berkarat, dan beberapa onderdil penting meriam tersebut, hilang entah kemana.

Kepala Kelurahan Mata, Ansar, tak memungkiri kondisi bungker bertahun-tahun terbengkalai tak mendapat pemugaran.

Selain itu, tiga lubang gowa yang dulunya sebagai “jalan tikus” tentara Nippon di perbukitan yang menghubungkan Kelurahan Kampung Butung, Mangga Dua, Kessilampe, Kendari Caddi, dan Kampung Salo, sudah runtuh tertimbun tanah.

“Butuh anggaran besar untuk pemugaran bungker ini dan harus ada partisipasi pemerintah khususnya dari Dinas Pariwisata, karena ini wisata sejarah,” ujar Ansar saat ditemui di bungker peninggalan Jepang, Jumat (16/8/2019).

Ironisnya, pada dinding bungker peninggalan Jepang tersebut marak coretan cat sebagai sasaran aksi vandalisme oknum tak bertanggung jawab.

“Sudah dua tahun saya disini jabat lurah, ada memang ini coretan,” tambah Ansar.

Coretan juga tak luput pada pangkal mesin meriam baja. Sekalipun meriam anti serangan udara di bungker peninggalan Jepang di kelurahan Mata itu sudah tidak berfungsi, namun bentuknya masih terbilang utuh.

Dilihat dari posisi dudukannya, meriam ini dahulu dapat digerakkan berputar 180 derajat ke arah kanan dan kiri, dan dapat mendongak ke atas hingga posisi 60 derajat. Di pangkal meriam terdapat tulisan THE – BHLM STEEL COMPANY GUN MARK X MODE 8 N 1584L. E P I E P A P H E I. U S D 1910.

Ansar dan warga Kelurahan Mata menyayangkan situs sejarah itu tak terurus dengan baik, padahal sangat potensial jadi destinasi sejarah para generasi bangsa.

Dari kisah sejarahnya diceritakan singkat oleh Ansar, meriam anti serangan udara ini, menjadi basis pertahanan utama tentara Jepang melawan tentara sekutu antara tahun 1940 s.d 1945.

Meriam berlaras sepanjang 3,5 meter dengan lop berdiameter kl 8 cm itu, mampu menjatuhkan pesawat musuh yang melintas diatas perairan laut banda.

Keberadaan bungker Jepang yang dilengkapi meriam itu, dinyatakan sebagai wilayah aman perlindungan bagi armada laut tentara Jepang dalam masa Perang Dunia II, termasuk ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara ini, dijadikan lokasi pangkalan udara strategis untuk manuver ke wilayah Pasifik melalui Morotai, Maluku Utara.

Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button