Advertorial

Dinas Pertanian Wakatobi Kembangkan Komoditi Unggulan Khas Daerah

Dengarkan

WAKATOBI, DETIKSULTRA.COM – Guna menopang sekaligus menjaga kestabilan pangan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan petani, Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi, melakukan inovasi pengembangan komoditi unggulan khas Wakatobi.

Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi, Romeo Syahrir, saat ditemui di ruang kerjanya, menyatakan bahwa untuk menuju Wakatobi sebagai kabupaten maritim yang sejahtera dan berdaya saing, harus didukung dari berbagai aspek terutama dari Dinas pertanian.

Oleh karena itu, sesuai dengan kelembagaan, Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi telah memfokuskan pengembangan subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan dan subsektor peternakan.


“tentunya kita menyesuaikan dengan kondisi lahan Kabupaten Wakatobi yang memang sama-sama kita ketahui begitu marginal,” katanya.

Di sektor perkebunan, kata dia, pihaknya telah mendorong salah satu komoditi yang menjadi brand Wakatobi saat ini yaitu kopi kahianga. Dimana tahun 2018, pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi melalui dinas pertanian telah menyiapkan lahan kurang lebih delapan hektare.

“Kita cepat dorong untuk meningkatkan produksi tanaman kopi, terutama yang menyangkut kopi Kahyanga di Kecamatan Tomia Timur, dan tentunya bukan hanya di Kahyanga, ada beberapa lokasi yang menjadi fokus kita yaitu ada di Pulau Wangi-wangi di Desa Pookambua , Pulau Kaledupa di Desa Sandi, dan itu sudah siap kita kembangkan,” katanya.

Selain itu juga, Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi tahun 2018 juga mendapatkan bantuan upaya khusus (Upsus) jagung dari provinsi, dan telah dilakukan pembukaan lahan perkebunan seluas 50 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Wakatobi guna merealisasikan program tersebut.



Salah satu petani bawang saat membersihkan hasil panennya sebelum dipasarkan.

“Tahun ini Alhamdulillah telah kita mendapatkan salah satu kegiatan dari provinsi yang disebut dengan upsus jagung. Kabupaten Wakatobi tahun 2018 mendapatkan kurang lebih 50 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Wakatobi,” ujarnya.

Menurutnya, komoditi-komoditi unggulan khas lokal Wakatobi seperti tanaman umbi-umbian (Uwi Kano/Opa dan ubi jalar) sebagai subsector tanaman pangan yang terus dikembangkan sebagai komoditi unggulan Kabupaten Wakatobi. Tahun 2018 pengembangan komoditi uwi kano/opa seluas 0,35 ha, ubi jalar 0,22 ha. Keduanya berada di Kecamatan Kaledupa Selatan dan sudah menjadi andalan para petani di Wakatobi.

“Seperti tanaman pangan dan hortikultura (bawang merah dan sayur-sayuran) terus dikembangkan dan pada tahun ini telah ditanami kurang lebih 3 hektare yang tersebar di beberapa kelompok tani,” ungkapnya.



Pemberian bantuan secara simbolis kepada para petani/peternak Wakatobi oleh Dinas Pertanian di aula kantor Kecamatan Wangi-wangi.

Ia mengungkapkan, 11 komoditi yang dikembangkan dan menjadi unggulan Wakatobi bisa menopang kebutuhan ekonomi masyarakat melaui tanaman hortikultura (sayur-sayuran).

Salah satu komoditi subsektor perkebunan yang masih pertahankan masyarakat Wakatobi yaitu jambu mente. Dimana tahun ini mulai dikembangkan di lahan seluas 18,8 hektare. “kita dorong dan akan kita tanam pada musim tanam okmar (oktober – maret) ,” ungkapnya.

Wakatobi Menuju Swasembada Telur

Pada subsektor peternakan, kata Syahrir, wakatobi terbilang sangat menarik. Pasalnya ayam petelur sudah mulai menjadi komoditi unggulan, dan tahun 2018 sekitar 400 ekor lebih sudah dibudidayakan guna mendukung program tahun sebelumnya.


Petugas dari Dinas pertanian saat melakukan peninjauan di lokasi ayam petelur.

“Kita harapkan kurang lebih 30 persen dari kebutuhan masyarakat Kabupaten Wakatobi terhadap telur, sudah bisa kita penuhi dengan ketersediaannya di daerah kita,” tuturnya.


Petugas dari Dinas pertanian saat melakukan peninjauan di lokasi ayam petelur.

Menurut Syahrir, peternakan ayam petelur di Wakatobi sudah mulai berkembang dan ke depan pihaknya akan mencoba mendorong subsektor peternakan agar wakatobi bisa menjadi swasembada telur. “Insyaallah di tahun-tahun berikutnya Wakatobi bisa menjadi daerah swasembada telur.” ujarnya.

Dinas Pertanian Target Pembanggunan Agrowisata

Mendorong komoditas hortikultura dan membangun kawasan agrowisata merupakan terobosan penting yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi dalam mendukung sektor pariwisata Wakatobi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani serta berkonstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui agrowisata .



Pembibitan kopi kahiyanga oleh Dinas Pertanian.

Agrowisata tersebut rencananya akan dikembangankan di Pulau Wangi-wangi dan Pulau Kaledupa.

“Tahun ini kita telah membuat sebuah terobosan rancangan agrowisata, yaitu master plan agrowisata Pulau Wangi-wangi dan Pulau Kaledupa dan DED nya insyaallah tahun depan, dan kita akan coba berupaya membangun konsep agrowisata dari sumber anggaran yang sesuai,” paparnya.

Peningkatan Honor PPL dan Pelatihan

Untuk meningkatkan keaktifan dan kinerja petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Pemerintah Kabupaten Wakatobi meningkatkan honor petugas PPL hingga 75 persen.

“Ini juga salah satu upaya pemda untuk peningkatan kinerja para penyuluh agar mereka lebih rajin di lapangan dan memiliki kapasitas yang memadai dalam melayani petani,”

Selain meningkatkan honor petugas PPL, Dinas Pertanian Wakatobi juga berupaya meningkatkan kapasitas dan kompentensi para penyuluh pertanian dengan menggelar pelatihan tenaga PPL.

Menurutnya, pelatihan peningkatan kapasitas tenaga PPL pertanian penting dilaksanakan, mengingat petugas PPL langsung melakukan pendampingan dan bimbingan secara teknis kepada petani ataupun kelompok-kelompok tani.


Penyuluh saat melakukan peninjauan lapangan.

“Kita harapkan kedepan para petugas lapangan dan penyuluh-penyuluh Dinas Pertanian ini dapat memberikan kontribusi yang baik di tingkat lapangan, sehingga para petani lebih paham bagaimana membudidayakan tanaman, sehingga pada akhirnya ada peningkatan produksi di bidang pertanian dan peternakan sebagai konstribusi terhadap peningkatan PDRB yang merupakan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat ,” tuturnya. (adv)



Penyuluh saat melakukan peninjauan lapangan.

Reporter : Ema

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button