WAKATOBI, DETIKSULTRA.COM – Kritisnya para aktivis Gerakan Masyarakat Pemikir Kiri (GMPK) Wakatobi, dalam menyuarakan dugaan korupsi dana hibah KNPI sebesar Rp 500 juta, yang dikelola Ketua KNPI Achmad Aksar, menyebabkan mereka menerima ancaman pembunuhan dari oknum-oknum tertentu.
Informasi pengancaman itu dibeberkan Ketua GMPK Wakatobi, La Rahman, dalam aksi demonstrasinya yang keempat kalinya, di depan Kantor Bupati Wakatobi, Senin (25/3/2019).
Diungkapkannya, beberapa aktivis GMPK mendapatkan ancaman akan dibunuh jika terus melakukan aksi demonstrasi.
[artikel number=3 tag=”aktifis,wakatobi,” ]
“Kalau dari segi kekerasan belum ya, artinya, bahasa dari mereka bahwa kita dicari harus kita hentikan demonstran baru kita aman. Kalau kita masih demo, kita akan dicari. Itu ancaman mereka,” beber La Rahman, Senin (25/3/2019), ketika ditemui di sela-sela aksi demonstrasi.
Aktivis yang biasa di sapa Jadu ini mengaku, ancaman itu sudah didapatnya sejak dua kali melakukan demonstrasi. Ancaman itu dikirim melalui WhatsApp rekannya.
“Kalau informasi yang kami dapat itu melalui teman langsung karena mungkin dia resah nanti kami kenapa-kenapa, maka dia sampaikan agar kami hati-hati kalau keluar karena kami dicari dan akan dibunuh,” ungkapnya.
Lanjutnya, dengan adanya ancaman tersebut, semua anggota GMPK merasa terancam, sehingga untuk turun lapangan pun sudah takut melakukan aksi demonstrasi.
“Kenapa kami melakukan aksi hari ini hanya tiga orang, karena mereka takut setelah mendapat ancaman,” cetusnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya, masih melakukan pengumpulan barang bukti pengancaman tersebut untuk dijadikan dasar pelaporan ke pihak berwajib nantinya.
“Pasti ada rasa takut tapi kita ini juga menyuarakan kepentingan umat,” tuturnya.
Untuk diketahui, aksi demonstrasi GMPK sudah keempat kalinya dilakukan, teemasuk mendatangi Kejaksaan Negeri Wakatobi untuk mempertanyakan perkembangan laporan mereka terkait dugaan korupsi dana hibah KNPI oleh Achmad Aksar sebesar Rp 500 juta.
Aktivis GMPK juga membagi-bagikan pernyataan sikap mereka kepada masyarakat sepanjang perjalanan ke Kejaksaan Negeri Wakatobi.
Reporter: Ema
Editor: Rani
