Islamic Lawyers Forum Bahas Divestasi Freeport
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Islamic Lawyers Forum (ILF) yang ke-3 di salah satu hotel Kendari, Sabtu (23/3/2019).
Kegiatan yang bertema Divestasi Freeport, NKRI Harga Mati ini menghadirkan sejumlah pembicara, diantaranya adalah Syamsir Nur selaku pengamat ekonomi, Fitiaman selaku akademisi, Wahyudi Almaroky selaku Dewan Penasehat LBH Pelita Umat Pusat, dan Muhammad Akbar Ali sebagai tokoh mahasiswa Sultra.
Ketua LBH Pelita Umat Wilayah Sultra, Risman Abu Fahmi, mengatakan, ILF ini dilaksanakan untuk membahas persoalan yang menyangkut hidup masyarakat banyak, termasuk divestasi Freeport.
[artikel number=3 tag=”lbh,freeport” ]
Pasalnya, kata dia, polemik divestasi saham Freeport 51 persen yang dilakukan oleh BUMN PT Inalum ini menarik perhatian banyak orang, sebab diduga adanya kongkalikong politik yakni pertalian antara korporasi pengelolah Freeport dengan deal-deal politik tertentu.
“Freeport ini sangat mempengaruhi dunia perekonomian dan politik yang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara internasional. Sehingga, melalui ILF kali ini setidaknya kita mengetahui apa yang ada dibalik divestasi Freeport,” katanya.
Sementara itu, Dewan Penasehat LBH Pelita Umat Pusat, Wahyudi Almaroky, dalam paparan materinya, mengungkapkan, lepasnya kekayaan alam negeri kepada swasta dan asing, termasuk tambang emas terbesar di dunia yang ada di Papua ini disebabkan karena diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme melalui mekanisme pasar bebasnya. Padahal, kekayaan alam harusnya dikelolah penuh oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya.
Karena, Ia melanjutkan, hubungan penguasa dengan rakyatnya adalah pelayanan, bukan malah membebani rakyatnya sendiri melalui pungutan pajak dimana-mana.
“Dalam Islam pandangan terhadap pertambangan, termasuk tambang emas di Papua, wajib dikelola sepenuhnya oleh negara dan hasilnya dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat, sehingga fungsi negara sebagai pelayanan umat benar-benar bisa terwujud,” jelasnya.
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Dahlan