Opini

Transformasi Mutu Kualitar Beras SPHP Perum “bulog”

Dengarkan

Setiap pagi sebagaimana biasanya saya jalan pagi dan menyaksikan ada beberapa kios took atau mungkin saya RPK (Rimah Pangan Kita ) yang terafiliasi dengan Perum “bulog” legih jauh lagi dan Nampak satupersatu sang empunya RPK tersebut mengeluar kan Beras dengan merek SPHP dengan logo symbol Bulog di sudut kanan atas, dipajang sebagai komoditi beras jualan RPK “bulog”. Ada yang menarik setelah menyaksikan menyaksikan Kior RPK “bulog” tersebut. Sejatinya bila beras SPHP ingin hadir di pasaran sebagai pemain, maka  Perum “bulog” harus menstandarisasi  secara ketat dan konsekwen dengan mencantumkan isi kandungan kemasan (kapan di croping, %butiran patah, % utuh), sebagai cadangan berasnnya  pemerintah, dan apabila ingin menjadikan bantuan sosial (bansos) dan sekaligus menjadi komoditi penyangga harga pangan di pasaran.

Kita semua telah maklum dan mengetahui bahwa Perum “bulog” atau dahulu sebagai Badan Urusan Logistik adalah salah satu perusahaan umum milik negara yang memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu produk unggulan dari Bulog adalah beras, yang menjadi komoditas utama dalam menjaga stabilitas harga pangan di pasar. Namun, untuk memastikan kualitas beras yang dihasilkan oleh “bulog”, standarisasi yang ketat dan konsisten perlu diterapkan, termasuk dalam mencantumkan isi kandungan kemasan.

Sejatinya isi kandungan kemasan beras yang harus dicantumkan oleh “bulog” pada setiap kemasan, meliputi informasi mengenai kapan beras tersebut di croping, persentase butiran patah, dan persentase butiran utuh. Hal ini penting untuk memastikan bahwa konsumen mendapatkan informasi yang jelas mengenai kualitas beras yang mereka beli. Olehnya itu dengan mencantumkan informasi tersebut, konsumen dapat mengetahui secara pasti kapan beras tersebut dipanen, seberapa banyak butiran yang patah, dan seberapa banyak butiran yang utuh.

Beras yang terstandarisasi ini juga penting di jaga karena sebagai cadangan beras nasional, yang merupakan salah satu tugas peran utama “bulog”. Yang menjamin beras terstandar dengan jelas kualitas beras, maka “bulog” harus dapat memastikan bahwa cadangan beras yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini akan memudahkan “bulog” dalam mengelola cadangan beras dan memastikan bahwa beras yang disimpan dapat digunakan dengan efektif dalam situasi darurat atau kebutuhan mendesak lainnya.

Selain itu, standarisasi isi kandungan kemasan beras juga penting dalam menjadikan beras sebagai bantuan sosial (bansos). Sebagai badan usaha milik negara yang memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan, Bulog seringkali menjadi penyedia beras untuk program-program bansos yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan standar yang jelas mengenai kualitas beras, pemerintah dapat memastikan bahwa bantuan yang diberikan kepada masyarakat benar-benar beras berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, standarisasi isi kandungan kemasan beras SPHP juga penting dalam menjadikan beras sebagai komoditas penyangga harga pangan di pasar. Dengan standar yang ketat dan konsisten, “bulog’ dapat memastikan bahwa beras yang dijual di pasaran memiliki kualitas yang sama, sehingga harga beras dapat tetap stabil. Hal ini akan menguntungkan baik bagi konsumen maupun petani beras, karena harga beras yang stabil akan memudahkan konsumen dalam membeli beras dan memberikan kepastian bagi petani dalam menjual hasil panen mereka. Selain itu, “bulog” juga perlu memastikan bahwa standar yang ditetapkan dapat diterapkan secara konsisten di seluruh rantai pasokan beras, mulai dari petani hingga konsumen akhir.

Dengan menerapkan standarisasi isi kandungan kemasan beras secara ketat dan konsisten, “bulog” dapat memastikan bahwa beras yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang tinggi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk beras “bulog”, serta memastikan bahwa beras yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan beras nasional, bantuan sosial, dan komoditas penyangga harga pangan di pasar. Dengan demikian, “bulog” dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

Untuk mensupport standarisasi isi kandungan kemasan beras dan memastikan bahwa beras yang dihasilkan oleh “bulog” memenuhi standar kualitas yang tinggi, terdapat beberapa persiapan dan kebijakan yang perlu dilakukan oleh “bulog”. Seperti bebijakan yang mendukung penyusunan standar kualitas beras yang jelas dan terinci, termasuk mengenai kapan beras di croping, persentase butiran patah, dan persentase butiran utuh. Standar ini perlu disusun berdasarkan kriteria yang objektif dan dapat diukur, sehingga dapat diterapkan secara konsisten di seluruh rantai pasokan beras.

Selain itu dibutuhkan pengawasan dan Pengendalian Kualitas oleh internal “bulog”  yang perlu dilakukan secara professional terkait pengawasan dan pengendalian kualitas secara ketat terhadap beras yang dihasilkan, baik yang disimpan sebagai cadangan beras nasional maupun yang dijual di pasaran. Pengujian kualitas beras perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa beras yang dihasilkan memenuhi standar operasi prosedur sesuai ketentuan.

Kolaborasi manajemen “bulog’ diperlukan dalam menjalin kemitraan dengan pihak terkait, seperti lembaga sertifikasi kualitas, laboratorium pengujian kualitas beras, dan asosiasi petani beras. Kerjasama ini dapat membantu “bulog” untuk memastikan bahwa standar kualitas beras yang ditetapkan dapat dipenuhi dan dipertahankan.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya terkait penerapan Sistem Informasi “bulog yang perlu dioptimalkan  pengembangan sistem informasi yang memungkinkan untuk mencatat dan melacak informasi mengenai kualitas beras yang dihasilkan. Dengan sistem informasi yang baik, “bulog” dapat memantau dan mengelola kualitas beras secara lebih efisien dan transparan. Dengan demikian, Bulog dapat memainkan peran yang lebih efektif dan efisien dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

 

Oleh : DRLAKAI

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button