Politik Witeno Wuna Dimata Pemuda
Oleh : Maskar Munahir (Mantan ketua Kesatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (KEPPMI) Muna-Makassar)
Sejarah mencatat kemerdekaan Indonesia diinisiasi oleh kaum muda, semangat yang menggelora menyatukan jong Jawa, Jong Sulawesi, Jong Ambon dan Jong Papua untuk mengikrarkan diri dalam sumpah merah putih. Nyala api dalam diri disetiap anak muda mampu mengobarkan semangat untuk bersatu dengan tidak memandang suku, warna kulit dan agama. Sehingga wajar kiranya kaum muda selalu menjadi lokomotif perubahan social dalam setiap momentum politik.
Kabupaten Muna Awal dari terbentuknya sampai saat ini adalah perjalanan terpenting dalam memproyeksikan sebuah cita dan harapan wajah muna nantinya dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun kedepan. Dengan jumlah potensi SDM yang dimiliki daerah ini yang tersebar diseluruh penjuru indonesia dengan ragam ilmu pengetahuan dan kegiatan yang berbeda. Kini waktunya KITA (tokoh agama,tokoh adat,insan cendikia dan kaum muda) duduk bersama dalam bingkai falsafah dapomasi masigho, dapo piara piara,dapo angka angkatao so wite barakati. Tak lagi kata aku, dia dan mereka, marilah melebur dalam kata “KITA” mieno Wuna.
[artikel number=3 tag=”sda,muna”]
Sebagai anak muda kita memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera. Tentunya saya berharap kaum muda tidak menjadi bagian dari perdebatan urat syaraf atau pion dalam strategy hitam putih papan catur. Kaum muda dengan semangat berapi api mesti hadir sebagai pencerah ditengah kabut hitam dengan menawarkan gagasan yang solutif bukan bagian dari taktik menyebarkan kebencian.
Saya juga ingin menyampaikan dengan jumlah potensi sumber daya pemuda yang ada saat ini mestinya ini menjadi kekuatan politik dan penggerak sosial untuk menentukan pemimpin yang amanah sebagai wujud kedaulatan rakyat.
Harapan Kami pemuda saat ini tidak terjebak pada perdebatan kata yang dilandasi pada ego yang menyesatkan rasio berfikir. Pemuda mesti menjadi nafas dalam pancasila yang terwujud dalam perkataan dan tindakan sebagai seorang insan (koemo wuto sumanumo liwu, koemo liwu sumanumo adhati, koemo adahati sumanumo agama). (*)