Destinasi Wisata Internasional Wakatobi “Matisuri”
Destinasi Wisata Internasional Wakatobi “Matisuri”
Catatan Berintang Di GWA: DRLAK
Artikel kali ini, saya catatnya di group WA dengan kode bintang supaya tidak hilang tergerus oleh informasi yang terus bergulir mendiskusikan berbagai issu yang beragam, mulai dari issu penembakan trump kelas internasional maupun urusan kemajuan pembangunan di daerah, bahkan sesering mungkin curhatan yang carry over soal pilpres, ditambah lagi informasi terbaru bahwa Penerbangan pesawat ke Wakatobi berhenti total hmm,,, sangat memprihatinkan.
Catatan berbintang ini saya buat ketika berada saat dalam perjalanan Jakarta- makassar dengan menggunakan moda transportasi pesawat Lion Air. Setelah posisi pesawat dalam mulai normal dan informasi tanda penggunaan seat belt sudah dinyalakan, menginfokan bahwa penumpang sudah boleh beraktivias kembali dan mulai berseliweran penumpang yang bergegas ke toilet, dalam kondisi “gabut” ini lah kemudian saya terdistrack oleh iklan yang berada di semua punggung kursi penumpang, terpampang Iklan destinasi wisata luar dan dalam negeri, seperti ke Tokyo, Thailan, Amsterdam, London, dan tidak ketinggalan banyaknya destinasi lokal seperti; Labuan Bajo, Raja Ampat, Bunaken, Danau Toba, Gunung Bromo dan masih banyak lagi tujuan destinasi wisata lokal lainnya.
Yang membuat saya miris kenapa iklan Wakatobi tidak ada satupun yang di pampang di belakang kursi tersebut, padahal Wakatobi merupakan bagian dari kebijakan nasional 10 daerah destinasi baru tujuan wisata, bisa jadi wakatobi tidak berada di “top mind “pelaku bisnis moda transportasi pelaku usaha di sektor pariwisata. Ini parah ini, saya sebagai bagian dari diaspora Wakatobi tentu secara pribadi sangat kecewa sehingga saat itu pula saya membuat catatang di HP saya agar semua yang terpikirkan tercatat sebagai catatan untuk menjadi ide tulisan supaya terjaga catatan GWA saya. Saya mulai menerawang dan menelusuri relung pikiran dengan mengandalkan ingatan yang alhamdulillahnya masih baik dan kemudian saya membandingkannya ketika Wakattobi diawal pemekaran dan bupati pertama di awal menjalankan pemerintahannya langsung gas poll dengan mengambil issu Wakatobi sebagai tujuan destinasi wisata internasional.
Catatan tersebut sebagai berikut:
[11.34, 15/7/2024] Drlak|Amijaya Kamaluddin: Kabupaten Wakatobi sejak awal pemekaran sudah mengambil posisioning sebagai kabupaten dengan visi menjadi daerah tujuan wisata internasional dan nasional, dengan mengambil tag line sebagai “Surga dibawah Laut”, strategi ini sangat masif terencana dengan baik sehingga dalam 5 tahun pertama sejak berdirinya Wakatobi langsung menjadi objek destinasi wisata nasional yang bertaraf internasional. Dan menariknya lagi jualan wakatobi sebagai destinasi even kegiatan menyelam (diving) berskala internasional dan nasional menjadikan trand pada saat itu, betul betuk wakatobi sebagai destinasi kelas dunia untuk menyaksikan surga dibawah laut. Sebagai contoh; Negara mengabadikan destinasi “surga dibawah laut” tersebut dalam lembaran uang 10 ribu yang hingga saat ini masih kita dapat saksikan duitnya masih berlaku. Sebuah penghargaan yang tidak bisa dibilang sederhana.
Hal lainnya lagi saking kuatnya pengaruh wakatobi sebagai tujuan destinasi wisata dunia bawah laut terbaik dunia dengan memiliki karang terpanjang dengan hiasan Atol terbaik dunia sehingga organisasi UNESCO (PBB) menetapkannya sebagai cagar budaya bawah laut terbaik sebagai warisan dunia. Dengan penganugeahan dan menghadirkan wakatobi sebagai destinasi wisata diving bertaraf internasional, sebagai kekuatan utama objek wisata bertarat dunia, hal ini sangat disayangkan bila pemerintahan hari ini bapak bupati Haliana yang terhormat tidak bisa mempertahankannya bahkan wakatobi hari ini sebagai destinasi wisatanya sangat memprihatinkan.
Hal ini bisa dilihat dalam “vidio La Bule” dengan judul “Sampela Kaledupa”. Dari vidio la bule ini memnggambarkan atau mencerminkan dan mengindikasikan fenomena yang bertentangan diawal lahirnya wakatobi sebagai destinasi wisata dunia sebagai Surga Dibawah Laut telah sirnah, kita dapat menarik kesimpulan sementara bahwa wakatobi hari ini sangat terpuruk dan memprihatinkan destinasi wisatanya.
Tidak bermaksud untuk membandingkan tapi dengan kondisi wakatobi yang memprihatinkan tentu akan mengingatkan kita tentang figure Bupati Hugua saat itu, sebagai kepala pemerintahan sangat tau dan memahami masyarakat wakatobi dalam memilih issu yang akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi lokal dan masyarakat merasakan langsung hal itu. Namun bila ingin membandingkannya dengan Bupati Haliana saat ini yang tinggal memperbaiki dan melakukan inovasi tak ayal bag pinang di belah ama kampak tumpul. Hehe ini saya tidak ingin meremehkan, akan tetapi tulisan ini sebagai “weke up call” sebagai pengingat kepada para kandidat calon Bupati Wakatobi kedepan supaya visi misi nya menjadikan kembali Wakatobi sebagai destinasi yang hebat dan jangan hanya sampai visi misi saja tapi janji politik tidak ditunaikan.
[11.34, 15/7/2024] Drlak|Amijaya Kamaluddin: Menjadi Bupati Wakatobi yang memiliki seluruh perangkat yang di butuhkan untuk memajukan wakatobi akan bisa mengoptimalkannya demi kemajuan wakatobi. Sebagai kepala pemerintahan dengan perencanaan yang di bantu staf dan apart pemda, apa yang ingin di capainya tentu sangat bisa, berpulang terkecuali memang Bupati halianan salah pilih dari pemimpin dengan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan minim skill manajerial.
Tentu saya tidak ragu dengan pilihan rakyat Wakatobi ketika memilih Bupati Haliana yang saat ini sedang memerintah namun masih belum ada terobosan yang bisa membangkitkan Wakatobi dari aspek Destinasi wisatanya, sangat disayangkan.? Mungkin perlu bertanya Apakah kapasitas beliau sebagai Bupati sesungguhnya tidak cocok memimpin Wakatobi? Ataukan Wakatobi terlalu besar di desain sebagai Daerah destinasi berkelas dunia sehingga size management yg di pake untuk menggerakkan wakatobi terlalu kecil bahkan bila selama kurang lebih 5 tahun memerintah hasilnya cenderung masih minim bahkan tidak paham sehingga wakatobi hari ini terpuruk dan dapat kita berasumsi untuk sementara seperti apa tayangan video Youtub la bule tersebut di Sampela kaledupa.
[11.34, 15/7/2024] Drlak|Amijaya Kamaluddin: Pertanyaan kemudian bagi saya adalah apakah Bupati haliana bila ingin maju kedua kalinya memimpin wakatobi (Incumbent) masih pantas dan sudah banyak belajar dari mis managemen, selama ini menjadikan wakatobi tidak terpuruk lagi di periode mendayang?. LAK
Oleh : La Ode Amijaya Kamaluddin