Nasional

Lewat Dapur Sehat, Chef Ambil Bagian Turunkan Stunting di Lampung

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Tidak banyak kalangan mengenal sosoknya. Namun kepedulian perempuan ini terhadap program percepatan penurunan stunting cukup tinggi.

Dia adalah Heny Ismiati, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (DPD PCPI) Lampung.

Sebagai pengurus dari organisasi peramu makanan, Heny punya ruang untuk menggerakkan anggotanya melayani program penurunan stunting secara lebih masif.

Apalagi Perjanjian Kerja Sama dengan BKKBN Provinsi Lampung sudah diteken.

Pilihan PCPI jatuh pada program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). Program ini diinisiasi BKKBN dan menjadi kerja bareng lintas sektor.

“Organisasi kami bergerak di bidang kuliner. Kami ikut partisipasi aktif untuk memberikan edukasi cara memasak yang benar kepada masyarakat dalam program Dashat BKKBN,” tutur Heny.

Menurut Heny, anggota PCPI secara bergiliran mengajarkan kepada ibu-ibu atau kader yang berkegiatan di Dashat bagaimana cara mengolah makanan yang benar, sehingga nilai gizinya tetap terpelihara.

Heny mencontohkan edukasi tentang cara mencuci bahan makanan dengan tepat tanpa harus kehilangan zat-zat bermanfaat seperti mineral dan vitamin, yang bisa saja ikut larut bersama air cucian manakala salah dalam pengolahan.

“Intinya, kami mengedukasi masyarakat agar tidak salah olah bahan makanan,” papar Heny di sela acara Temu Mupen Jawa-Sumatera (Jawara) dan Pelayanan KIE-KB dalam rangka Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30, di lapangan Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (4/7/2023).

Sementara itu berdasarkan penuturan Sri Rejeki, Ketua Tim Pembinaan Kampung KB Perwakilan BKKBN Lampung, tahun ini 15 kabupaten dan kota menjadi lokasi gelar layanan PCPI.

Khusus Kabupaten Lampung Selatan, 30 desa menjadi lokus PCPI dari tadinya 45 desa di tahun 2022.

Komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan memang tinggi. Terbukti prevalensi stuntingnya turun drastis.

Sesuai hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di wilayah itu turun dari 18,5 persen pada 2021 menjadi 15,3 persen pada 2022. Dan targetnya “zero stunting” pada 2024.

Mengambil contoh wilayah garapan PCPI, kasus stunting di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, telah turun dari 11 kasus di 2022 menjadi 9 kasus di pertengahan tahun ini.

“Prevalensi stunting di 15 Kabupaten yang menjadi wilayah garapan kami juga turun,” jelas Heny.

Harapan Heny dan rekan-rekannya, edukasi yang diberikan PCPI tidak hanya berhenti di satu titik di satu kabupaten, tapi hendaknya hingga ke wilayah RT melalui kerjasama dengan posyandu.

“Mengapa bekerjasama dengan posyandu, karena disitu ada pemberian makanan tambahan (PMT) dan rumah Dashat,” urai Heny.

Dalam aksinya, Heny bersama rekan-rekannya bukan hanya melulu membagikan pengetahuan seputar makanan dan kuliner. Lebih dari itu, sesuai visi PCPI, aksi sosial juga mereka lakukan.

Dalam arti, anggota yang turun ke lapangan kerap membawa bahan-bahan makanan secara mandiri untuk diolah di rumah Dashat.

“Hasil pengajaran akan kami evaluasi tiga sampai empat bulan kemudian,” ucap Heny.

Pada setiap kegiatan, PCPI sedikitnya mengerahkan tiga anggota. Ada yang membagikan ilmu gizinya, ada pula yang menyajikan secara praktek.

“Tergantung keterampilan yang dimiliki masing-masing anggota,” jelas Heny.

Dalam berkegiatan, PCPI mendapat dukungan dana dari sejumlah pihak. Satu di antaranya adalah bekerjasama dengan gerakan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Dana yang dihimpun dikelola secara langsung oleh pengurus Dashat.

“Hasilnya, dalam bentuk makanan sehat, diberikan kepada keluarga-keluarga berisiko stunting,” jelas Heny, seraya berujar bahwa Dana Desa juga menopang kegiatan Dashat di sejumlah wilayah rawan stunting.

Adapun wilayah di mana BAAS bekerjasama dengan kader Dashat adalah Desa Cipadang, Kabupaten Pesawaran (50 anak asuh), Desa Buyut Udik, Kabupaten Lampung Tengah (40 anak asuh).

Desa Cilimus, Kabupatan Pesawaran, merupakan kerjasama BAAS dengan Tribun Lampung, terdapat 22 anak. Di desa lain, PCPI juga turut mendukung kegiatan posyandu melalui program PMT. (kjs)

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button