KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Deputy Branch Manager PT VDNI, A Chairrillah Wijdan secara tegas membantah jika pihak perusahaan telah melakukan pencemaran terhadap tambak warga yang terletak di sekitar wilayah pabrik, tepatnya Desa Morosi, Kabupaten Konawe.
“Ada pemberitaan yang mengatakan jika limbah perusahaan telah mencemari tambak warga yang menyebabkan ikan di tambak tersebut mati. Jika hal itu terjadi maka seluruh tambak yang ada di sekitar perusahaan juga pasti ikannya akan mati, tapi ini tidak. Justru sebagian besar tambak warga masih bisa lakukan panen dan kami juga diundang untuk makan ikan bersama, tidak ada juga yang keracunan, “tegasnya kepada sejumlah media, Sabtu (10/3/2018).
Pihak perusahaan juga menginginkan, tidak ada tuduhan sepihak yang mengatakan ada pencemaran terhadap tambak, solusi yang ditawarkan agar masalah tersebut tidak berlarut yakni uji laboratorium terhadap tambak warga yang mengaku ikannya mati, sehingga tidak ada isu lagi. “Harusnya kita duduk bersama, ambil sampel airnya dan ikan, biarkan pihak yang berwenang melakukan uji lab, jadi semua bisa jelas, “ujarnya.
Sebagai perusahaan tambang, ia juga sadar bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan CSR kepada warga, hal itu juga dilakukan perusahaan, namun memang tidak secara langsung melainkan menunjuk salah satu universitas. Chairrillah menuturkan jika pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Haluoleo agar CSR yang diberikan kepada warga bisa tepat waktu dan tepat sasaran.
Tidak hanya itu, adanya tudingan jika perusahaan juga menghilangkan sertifikat warga, ditegaskannya jika hal tersebut tidak benar. “Kami sama sekali tidak menghilangkan, jual beli tersebut dilakukan warga saat tambang tersebut masih dikelolah oleh KKP bukan VDNI, kami juga sudah dipertemukan dan meminta agar segera mengembalikan sertifikat lahan warga, namun hingga saat ini hal tersebut belum direalisasikan KKP, “terangnya.
Ia yang mewakili PT VDNI juga menjelaskan terkait ketidak hadiran perusahaan atas panggilan dari DPDR Sultra beberapa waktu lalu bukanlah merupakan hal yang disengaja melainkan pihaknya memenuhi panggilan dari Polres Konawe yang dipertemukan dengan warga dan kepala desa untuk mempertanyakan hal yang sama yakni tapal batas. Namun terlepas dari masalah tersebut, ia menuturkan jika tapal batas tidak menjadi konsen perusahaan.
Ia berharap dengan penjelasan yang diberikan perusahaan, maka tidak ada lagi isu negatif terhadap perusahaan, pihaknya juga tetap membuka diri bagi siapa saja yang ingin mengetahui terkait perkembangan perusahaan.
Reporter: Ilmi
Editor: Ann