Poltekkes Kemenkes Kendari Bentuk Posyandu Remaja
KENDARI, DETIKSULTRA.COM– Guna mencegah stunting sejak dini, khususnya pada remaja putri, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kendari sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Kemenkes RI membentuk program Posyandu remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di empat SMA se-Kota Kendari, yakni SMAN 3 Kendari, SMAN 6 Kendari, SMAN 8 Kendari dan SMAN 12 Kendari.
Wakil Direktur (Wadir) I Poltekkes Kemenkes Kendari, Dr. La Banudi, SST., M.Kes. mengatakan, dalam program tersebut pihaknya menyasar 850 orang remaja, yang kemudian dilakukan screening kesehatan. Selain itu 80 remaja baik putra maupun putri untuk diberikan pelatihan kader Posyandu remaja.
“Kegiatan dilakukan dengan koordinasi dengan Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kota Kendari,” ungkapnya di kegiatan Pelatihan Kader Posyandu Remaja di SMAN 3 Kendari, Jumat (22/12/2023).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Posyandu remaja. Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), serta meningkatkan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi remaja.
Selain itu, program tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja, mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik, melakukan deteksi dini dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular dan meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan.
La Banudi menuturkan, pelaksanaan kegiatan melalui tiga tahapan. Tahap pertama pengambilan data awal berupa skrining kesehatan, antara lain skrining anemia dengan pemeriksaan haemoglobin, skrining penyakit menular dan tidak menular, skrining remaja Kurang Energi Kronik (KEK) melalui pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas. Selanjutnya pemilihan kader posyandu remaja di masing-masing sekolah yang dilaksanakan pada 4-9 Desember 2023.
Dari hasil skrining diperoleh dari 850 orang remaja putri terdapat 101 orang yang mengalami anemia, 35 orang dengan tinggi badan kurang dari 145 cm dan 208 orang dengan KEK.
Tahap dua melakukan pelatihan kader Posyandu remaja melalui edukasi tentang stunting, anemia, kesehatan reproduksi, pernikahan dini, PKHS, pemenuhan gizi seimbang, penyakit menular dan tidak menular dan penyalahgunaan Napza, serta pelatihan pengukuran antropometri yang telah dilaksanakan pada 11 hingga 22 Desember 2023.
“Para kader ini diberikan buku pedoman tentang petunjuk teknis penyelenggaraan Posyandu remaja dan modul Posyandu remaja,” katanya.
Tahap ketiga berupa evaluasi pengetahuan dan keterampilan kader remaja dan simulasi tata laksana kegiatan Posyandu remaja yang akan dilaksanakan di awal Januari 2024 mendatang.
Posyandu remaja yang secara resmi telah dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu remaja secara rutin berpedoman pada petunjuk teknis penyelenggaraan Posyandu remaja yang berlaku.
Secara berkala, kegiatan Posyandu remaja akan dipantau oleh tim pengabdian kepada masyarakat Poltekkes Kemenkes Kendari bekerja sama dengan pihak Puskesmas setempat yang hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu remaja secara lintas sektoral.
Pembentukan Posyandu remaja juga menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah dan membentuk kelompok dukungan remaja sebagai upaya memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Program ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat unggulan Poltekkes Kemenkes Kendari di tahun 2023. Sebagaimana tema centre of excellence di Poltekkes Kemenkes Kendari yakni mencegah stunting.
La Banudi menerangkan, hal ini juga dimaksudkan agar para remaja khususnya putri dapat mempersiapkan kondisi yang bagus pada saat remaja, sehingga kedepan ketika menikah gizinya sudah baik dan bisa melahirkan generasi atau anak yang sehat.
Pada pelatihan kader Posyandu remaja, siswa diberikan teori tentang kesehatan selanjutnya praktek yakni cara menimbang, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar lengan atas yang benar dan lainnya. Termasuk melakukan wawancara pengumpulan data. Ini dilakukan selama satu hari penuh.
Siswa yang mengikuti pelatihan ialah yang dipilih khusus sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yakni siswa merupakan siswa yang bersekolah di SMA yang menjadi tempat program Posyandu remaja, mau dan mampu bekerja. Bisa mengikuti kegiatan untuk posyandu remaja, dan terampil di kegiatan. Adapun siswa yang mengikuti kegiatan ialah siswa kelas X dan XI.
“Kita harap bagi kader yang telah selesai mengikuti pelatihan dapat mengikuti petunjuk yang ada dan melaksanakan Posyandu remaja, dalam hal ini melakukan penimbangan dan pemantauan lainnya,” harapnya.
Kader sendiri berperan melakukan pemantauan di lingkungan sekolah, ada pula di luar sekolah. Karena perlu diketahui, remaja bukan saja yang ada di sekolah tetapi juga remaja yang tidak bersekolah.
“Kebanyakan yang tidak sekolah, mereka yang cepat menikah. Sementara kegiatan ini bertujuan untuk mempersiap diri untuk status gizi para remaja sebelum menikah,” imbuhnya. (bds)
Reporter: Septiana Syam
Editor: Wulan