Perlu Ada Siraman Rohani Bagi Penyelenggara Pemilu
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dosen IAIN Kendari, Nurdin Karim menyarankan penyelenggara pemilu untuk mendapatkan siraman rohani, baik KPU maupun Bawaslu. Harapannya, nilai-nilai agama diterapkan dalam menjalankan tugas sehingga itegritas terjaga.
“Sesekali diberi siraman rohani, supaya tidak menjadi penyelenggara yang tidak netral. Semua agama mengajarkan pada kebaikan. Kalau dalam Islam, Nabi mengajarkan perilaku adil, shidiq, fatanah dan penyelenggara Pilkada harus menerapkan itu,” katanya saat menjadi pembicara di Focused Group Discussion (FGD) yang di Gelar IAIN Kendari dan Lembaga Study Informasi Strategi Indonesia (LSISI), Selasa (27/3/2018).
Dalam pemberiaan siraman rohani cukup 15 menit dalam setiap kegiatan bimbingan teknis (bimtek). Misalnya, mengambil waktu awal pada saat kegiatan. Materi tentang berlaku jujur dan adil.
Mantan Ketua Bawaslu Kolaka ini menceritakan, pada zamanya selalu mengiringi anggotanya dengan ayat Alquran. Pada salat Jumat, mengambil kesempatan untuk berkhotbah tentang ayat yang berhubungan dengan regulasi dari penyelenggara Pilkada.
Hal berbeda dikatakan Wakil Rektor I IAIN Kendari, Husain Insawan. Ia membahas tentang isu sara. Menurutnya, isu sara dan politik identitas berpotensi di Sultra. Menyusul banyaknya suku dan agama.
“Di Sultra ada Muna, Buton, Tolaki, Bugis, Jawa dan lainnya. Ada Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Jika simbol-simbol ini atau identitas-identitas yang dimunculkan akan berpotensi Sara,” terangnya.
Ia berharap, generasi muda atau mahasiswa menganggap Pemilu sebagai pendidikan politik. Di kampus mendapat teorinya dan momen Pilkada mendapat pengalamannya.
Reporter: Yusuf Maronta
Editor: Cuncun