Mengenal Prosesi Mombesara Melalui Pelatihan Lembaga Adat Tolaki
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sebagai lembaga yang memberikan naungan pada semua kegiatan adat suku tolaki, memberi pelatihan guna menyelaraskan pemahaman para pakar adat yang ada di beberapa kabupaten.
Kegiatan diikuti perwakilan adat dari 6 desa dari Kecamatan Palangga, Konsel, serta beberapa tokoh adat serta dari unsur pemerintahan Kab. Konsel dan kalangan akademisi UHO.
“Kegiatan ini guna menyelaraskan tata cara Adat ‘Kalosara’ sesuai tradisi turun temurun, sehingga tidak ada lagi perbedaan pada prakteknya di prosesi adat atau pernikahan” ungkap Gunawan Hakim (12/12/2020) salah satu civitas akademisi di UHO.
Kalosara adalah lambang pemersatu dan perdamaian yang sangat sakral dalam kehidupan etnis Tolaki.
BACA JUGA :
- Jaga Warisan Budaya Wakatobi, ASR Janji Bakal Bangun Museum
- Kuasa Hukum Supriyani Bacakan Pledoi, Sebut Supriyani Tak Terbukti Melakukan Penganiayaan
- PLN NP UP Kendari Salurkan CSR Budidaya Ikan Laut dan Lobster kepada Nelayan Konkep
- Kampanye di Kaledupa, ASR-Hugua Kembali Ingatkan Masyarakat Jangan Salah Pilih Pemimpin
Secara fisik, Kalosara diwujudkan dengan seutas rotan berbentuk lingkaran yang kedua ujungnya disimpulkan lalu diletakkan di atas selembar anyaman kain.
Kalosara biasa digunakan sebagai lambang perdamaian dan juga dalam adat pernikahan etnis Tolaki.
Dalam kegiatan ini terdapat perbedaan yang cukup lama dari para pelaku/pakar adat, seperti dalam tradisi ‘Mombesara’ yakni rangkaian ritual adat dalam pernikahan.
“Saya harap dengan kegiatan ini dapat memberikan pencerahan untuk para ‘Tolea’ (Pihak Adat dari perempuan) dan juga ‘Pabitara’ (Pihak Adat Dari laki-laki) sehingga proses penerimaan adat pernikahan suku Tolaki itu sama.” Ungkap Basaula Tamburaka selaku Sekertaris Lembaga adat.
Reporter: M4
Editor: Qs