Kesaksian Peserta Paskibraka soal Doni Amansa yang Terpilih Wakili Sultra di Jakarta
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Alicia Septiasari, peserta seleksi Calon Paskibraka Nasional 2023 asal SMAN 2 Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) menceritakan kronologis saat ikut seleksi paskibraka nasional di tingkat Provinsi Sultra.
Sebelum mengikuti seleksi paskibraka nasional di tingkat Provinsi Sultra, Alicia terlebih dahulu menjalani seleksi tingkat kabupaten hingga pada akhirnya lolos dan menjadi peserta paskibraka nasional yang nantinya mewakili Sultra.
Dia mengatakan seleksi paskibraka di tingkat Provinsi Sultra berlangsung selama tiga hari mulai 15 Mei 2023 sampai dengan 17 Mei 2023.
“Sempat mengikuti seleksi di tingkat kabupaten dan alhamdulillah lolos ke seleksi tingkat provinsi,” ujar dia saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Rabu (19/7/2023) malam.
Selama tiga hari berturut-turut, Alicia bersama peserta lainnya dari berbagai daerah, termasuk Doni Amansa yang juga berasal dari Konawe menjalani tahapan seleksi. Di antaranya peraturan baris berbaris (PBB), kemampuan jasmani atau samapta dan beberapa tahapan seleksi lainnya.
Setelah semua tahapan seleksi dilalui termasuk dengan penentuan akhir (Pantukhir), tanggal 17 Mei 2023 panitia seleksi (Pansel) meminta sepuluh besar terbaik peserta Calon Paskibraka Nasional (Capasnas) 2023 masuk ke Aula Hotel D’Blitz Kendari secara berurutan.
Alicia mengatakan, mereka yang masuk sepuluh besar lalu diminta berjejer. Pansel kemudian meminta Kepala Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba memilih pasangan yang akan tinggal di dalam ruangan.
“Nah dipilihlah mereka Doni, Nadira, Wira dan Aini untuk tinggal dalam aula dan kami berenam diminta untuk menunggu di depan pintu aula,” tuturnya.
Alicia serta lima peserta lainnya yang disuruh keluar menunggu depan pintu Aula Hotel D’Blitz Kendari tidak tahu apa yang dibahas pansel.
Namun tiba-tiba terdengar suara dari dalam ruangan bahwa Doni dan Nadira yang akan mewakili Provinsi Sultra ke tingkat nasional. Sementara Wira dan Aini menjadi cadangan nasional.
Dia memastikan, saat pengumuman, pansel mengumumkan pasangan inti dan pasangan cadangan Paskibraka yang mewakili Sultra di tingkat nasional dan tidak disebutkan jika keempat peserta masuk empat besar.
Hadir menyaksikan pengumuman malam itu mulai dari pansel tentunya, TNI/Polri, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Purna Paskibraka Indonesia (PPI) dan pendamping dari berbagai kabupaten.
“Sebelum masuk salat magrib saya mendengar bahwa telah diumumkan persiapan pengumuman yang akan dikirim ke nasional. Di situ terdengar jelas disebutkan selamat kepada perwakilan Provinsi Sultra Doni Amansa Putra Kabupaten Konawe dan Nadira Salvallah Putri Kota Baubau. Nah setelah itu disebutkan cadangan Wira dan Aini,” jelas Alicia.
Alicia juga menuturkan jika dia melihat secara langsung berita acara seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Sultra dan tingkat pusat, yang mana isinya Doni Amansa dan Nadira terpilih mewakili Sultra dan sebaliknya Wiradinata dan Aini sebagai cadangan.
Namun belakangan, Alicia seakan tak percaya yang diberangkatkan ke Jakarta untuk menjalani Pendidikan dan Latihan (Diklat) bukan Doni Amansa melainkan Wiradinata.
Alicia pun merasa kecewa dengan keputusan pansel, yang mana saat pengumuman hasil seleksi Paskibraka Nasional tingkat Provinsi Sultra, Doni Amansa dan Nadira yang terpilih.
“Kecewa, karena itu sama halnya mereka-mereka beri kami harapan palsu, kita sudah senang-senang akhirnya tiba H-1 pemberangkatan diganti. Bahkan Bu kabid Kesbangpol sampai menangis,” tukasnya. (ads)
Reporter: Sunarto
Editor: Biyan
Begitulah, masyarakat sudah faham dan sangat mengerti dengan kejadian itu. Kalau mau jujur mah pasti Doni Amansya yang maju terus. Dan kelihatan dengan adanya pergantian yang tiba2 saja, tentunya ada sesuatu yg tidak jujur.
Manusia2 yang melakukan segala cara dan kecurangan, bila itu benar seperti yang telah di sangkakan, semoga Yang Maha Kuasa Melaknat fia dan seluruh keluarga nya.
Masalah ini sudah viral, buat pak Mahfud MD yg biasanya membela kebenaran, tolong pak di ungkap kebenarannya seperti apa..!!!
Pak mahfud MD biasanya paling terdepan membela yg benar.
Kalau tidak ada permainan, bukan Indonesia Raya dong namanya ðŸ¤ðŸ¤ª