Ini Faktor Penyebab Terjadinya Cuaca Ekstrem di Wilayah Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami cuaca ekstrem yang berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) juga telah mengeluarkan peringatan dini perihal cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di Sultra.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie membeberkan sejumlah faktor terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, utamanya di pesisir timur dan utara Sultra.
Menurutnya, cuaca yang terjadi di wilayah Sultra bukan hanya diakibatkan oleh faktor lokal setempat, akan tetapi faktor dari luar pun bisa mempengaruhi keadaan cuaca di Bumi Anoa itu.
Hujan beberapa hari terakhir ini hampir merata terjadi di wilayah Sultra. Terutama Sultra bagian utara meliputi Kolaka sampai Konawe Kepulauan (Konkep)
Tetapi intensitas hujan yang lebih tinggi terjadi di wilayah Sultra bagian timur mulai dari Konawe Utara (Konut) Kendari, Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Konkep, Muna, dan Buton Utara (Butur).
Ia menjelaskan, faktor lokal mempengaruhi terjadinya peningkatan curah hujan yang disebabkan indeks labilitasnya sedang sampai kuat atau penguapannya cenderung tinggi
“Kelembaban udara di atas permukaan darat (atmosfer) >70 persen atau lembab,” ujar dia, Kamis (15/7/2021).
Sedangkan faktor luar (regional) pengikatan hujan dapat dipengaruhi oleh terjadinya anomali suhu muka laut di perairan Sultra atau hangatnya suhu muka laut.
Selain itu, aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang rossby equatorial. Sehingga mengakibatkan suplai energi terjadinya pembentukan awan hujan secara berkelanjutan atau terus menerus.
“Ini ditandakan dengan hujan yang terjadi hampir di setiap fase waktu mulai dari pagi hingga dini hari,” jelasnya.
Seperti dikutif dari Kompas.com, MJO merupakan fenomena pergerakan sistem konvektifitas yang dianggap berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan awan hujan.
MJO bergerak dari arah barat ke timur yakni dari wilayah Afrika melewati Samudera Hindia dan Indonesia menuju ke arah Samudera Pasifik.
Adapun gelombang rossby merupakan fenomena gelombang atmosfer yang memiliki pergerakan dari arah timur ke barat melewati wilayah Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, Stasiun Meteorologi Maritim Kendari meminta kepada warga yang berada di wilayah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor agar lebih waspada.
Intensitas cuaca hujan mulai dari sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. (ads*)
Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki