Metro Kendari

Haroa hingga Kabuto Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Asal Sultra

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil meraih 9 sertifikat penetapan Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dari Kementerian Budaya RI, termasuk haroa hingga kabuto.

Diketahui, penetapan ini dalam ajang Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) tahun 2024 yang diselenggarakan di Taman Fatahillah, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Event ini merupakan upaya pemerintah melindungi warisan budaya melalui pengamanan, publikasi serta penghargaan atas upaya pelestarian warisan budaya Indonesia.

Kesembilan WBTB ini yakni haroa, Tari Galangi, Gola Nit, Kabuto, Bilangari, Kasambu, Pogiraa Adhara, Mowindahko, dan Sajo Moane. Semuanya berasal dari suku Buton, Muna, Tolaki, Wakatobi dan Morenene.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio mengatakan pencapaian tersebut merupakan hal yang luar biasa dan patut disyukuri dan dibanggakan.

Lanjutnya, dengan pencapaian ini, Sultra kini telah memiliki total 37 warisan budaya takbenda yang diakui secara nasional. Ini membuktikan Sultra memiliki beragam warisan budaya yang sangat berharga.

Olehnya itu, semua pihak memiliki tanggungjawab besar dalam menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya ini kepada generasi mendatang dan dunia.

Asrun mengajak semua pihak untuk terus berupaya semaksimal mungkin agar warisan budaya di Sultra dapat terus terjaga, terlindungi, dan terpelihara dengan baik.

“Dengan demikian, budaya daerah kita akan semakin kuat dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi generasi mendatang,” tutupnya.

Sebagai informasi, haroa adalah tradisi doa bersama dari masyarakat Buton. Tari Galangi adalah tarian perang dari masyarakat Buton.

Gola Nit berupa makanan khas dari gula aren, kelapa dan ketan yang berasal dari Bombana dan Kabaena.

Selanjutnya, bilangari merupakan tradisi suku Tolaki berupa prediksi hari baik membangun rumah hingga menanam padi. Kabuto merupakan makanan tradisional berbahan singkong dan dimasak dengan kelapa parut. Kasambu merupakan tradisi asal Muna berupa ritual doa untuk keselamatan bagi perempuan yang sedang mengandung anak pertama.

Pogiraa Adhara merupakan tradisi asal Muna berupa budaya tarung kuda. Mowindahko merupakan tradisi asal suku Tolaki berupa upacara adat dalam pernikahan. Dan Sajo Moane merupakan tradisi asal Buton dan Wakatobi berupa tarian sambutan kepulangan prajurit dari medan perang. (bds)

 

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button