KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Maraknya informasi gelombang panas ekstrem yang akan melanda Indonesia, cukup menggelisahkan pengguna media sosial.
Berita yang tersebar di media sosial itu konon meramalkan, suhu udara akan berada di atas rata-rata suhu udara normal di Indonesia.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kendari, Adi Istyono, ketika dikonfirmasi menampik isu tersebut.
“Berita yang mengatakan akan ada gelombang panas di Indonesia, khususnya di Kendari, itu adalah hoax. Berita itu tidak berlandaskan kajian ilmiah. Meski memang wilayah kita tengah terjadi pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau, ditandai curah hujan yang makin berkurang,’’ katanya pada Detiksultra.com, Sabtu (21/4/201).
‘’Di musim kemarau memang suhunya panas, tapi tidak seekstrim yang diperkirakan dan masih normal. Jadi apa yang tersebar di media sosial itu bohong. Kami sudah konfirmasi ke BMKG pusat,’’ lanjutnya.
Lebih lanjut, Adi Istoyono menjelaskan, jika suhu di setiap wilayah Indonesia memang berbeda-beda, tetapi hanya dalam kisaran di bawah 40 derajat celcius.
‘’Suhu panas setiap daerah itu bervariasi biasaya berkisar antara 30 sampai 33 derajat celcius. Di setiap wilayah, gelombang panas biasanya dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Ada anomali atau penyimpangan iklim di atmosfer. Bila penyimpangan memasuki wilayah itu, akan ditandai oleh peningkatan suhu atau penurunan suhu, biasanya di bawah rata-rata normal,’’ bebernya.
Dia menambahkan, untuk wilyah Indonesia, merujuk dari data historis gelombang panas, seperti yang terjadi di daerah-daerah timur, jarang sekali terjadi. Meski ada satu dua daerah yang memang pernah terjadi dikarenakan oleh pengaruh georafisnya atau tanahnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Rani