Cegah Banjir, DPRD Kendari Minta Setop Pengerukan di BTN Graha Asri
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dalam rapat dengar pendapat, Senin(5/10/2020), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari meminta pengembang (developer) untuk menghentikan sementara pengerukan di BTN Graha Asri.
Ketegasan penghentian ini, sebab kompleks Graha Asri sering dilanda banjir.
Anggota Komisi II dan III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, telah melakukan tinjauan lapangan terkait banjir perumahan Graha Asri blok DD dan EE, yang selalu terjadi setiap hujan tiba.
Kajian dewan, banjir selalu menggenangi pemukiman Graha Asri, lantaran aktifitas pengerukan tanah, sehingga tanah tergerus dan sedimen lumpur masuk ke pemukiman.
Kondisi ini diperparah dengan buruknya sarana drainase yang ada.
Ketua Komisi III DPRD Kendari, Rajab Jinik, mengatakan hasil rapat dengar pendapat kali ini harus tuntas, agar permasalahan antara warga dengan pengembang perumahan terselesaikan.
Namun, pihaknya meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Lingkungan Hidup (DLHK), termasuk PTSP untuk sementara mencabut izin pengembangan properti dan memperketat pengawasan.
“Sehingga dengan ini saya meminta kepada Dinas terkait tidak mengeluarkan izinya, sebelum pengembang tidak menyelesaikan masalah banjir ini, ” tegasnya.
Selain itu, ia meminta agar pengembang perumahan untuk melengkapi izin, termasuk izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kendari, Andi Silolipu juga mengatakan bahwa pihak pengembang agar secepatnya memperbaiki drainase perumahan sekitar. Pasalnya, setiap kali bajir tiba, bukan saja air yang meluap, tetapi juga lumpur ikut masuk dalam rumah.
“Jadi kami beri waktu sampai bulan November kepada bapak (Andry) Selaku pihak pengembang untuk segera membuat drainase itu. Dan apabila batas waktu yang diberikan itu, jangan salahkan kami, jika masyarakat bakal menempuh jalur hukum,” ujarnya.
Mewakili warga BTN Graha Asri, Budi susilo mengungkapkan, sejak tinggal di Graha Asri bertahun-tahun, dirinya berserta warga lainnya tidak pernah merasakan banjir serta lumpur.
Katanya, Meskipun ada air, namun itu tidak sampai masuk kedalam rumah.
“Sejak tanggal 10 Juli saya merasakan banjir, padahal bertahun-tahun saya tinggal, tidak pernah ada banjir. Dan yang paranya, bukan hanya air, tapi banjir yang terjadi bercampur lumpur. Karena banjir barang barang berhara saja tidak tersisa,” pungkasnya.
Reporter: Sesra
Editor: Via