Antisipasi “Serangan Fajar” Bawaslu Gencarkan Patroli Hingga ke TPS
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mengantisipasi serangan Fajar atau politik uang, yang berpotensi dilakukan tim pemenangan pasangan calon (Paslon) kepala daerah, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sultra gencar melakukan patroli hingga ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Patroli ini merupakan bentuk pencegahan terhadap potensi pelanggaran yang dapat terjadi, utamanya politik uang, selama masa tenang hingga pemungutan suara,” kata Ketua Bawaslu Sultra Hamiruddin Udu.
Bawaslu juga sudah menginstruksikan kepada Panwas kabupaten/kota untuk mengidentifikasi dan mengawasi TPS yang tergolong rawan melakukan politik uang.
“Indikator TPS rawan money politic itu misalnya berdasarkan Pemilu sebelumnya pernah terjadi, ada isu money politic atau yang kita duga disana ada tim-tim yang berpotensi melakukan politik uang itu,” jelasnya.
Hamiruddin Udu mengungkapkan, patroli ini dapat menimbulkan efek kejut terhadap pihak yang memiliki niat melakukan praktik politik uang, terutama dalam masa tenang, terlebih pada waktu subuh hari
“Misalnya kemarin malam sampai jam empat itu, kita keliling Kota Kendari untuk memastikan atau memantau orang-orang apakah ada politik uang atau tidak,” ujarnya.
Ia mengajak kepada seluruh masyarakat Sultra, untuk bersama-sama mengawal Pilkada dengan melaporkan apabila ada orang yang melakukan politik uang tersebut.
“Money politic ini ibarat angin, kita rasakan berhembus tetapi untuk melihatnya susah, sementara proses penanganannya itu harus ada bentuk dokumen foto atau rekaman baru kita bisa tangani,” cetusnya.
Selain itu, kata Hamiruddin, untuk mengingatkan masyarakat, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Panwas kabupaten/kota dan seluruh pemantau lapangan, dimasa tenang ini agar menggunakan kaos tolak politik uang dan politisasi SARA.
Dirinya juga mengimbau kepada pasangan calon ataupun tim suksesnya untuk tidak melakukan politik uang, dengan begitu dapat tercipta pelaksanaan Pilkada yang berintegritas, jujur, bersih, dan kondusif demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Arlink