KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Seperti yang telah diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP) bersama calon gubernur Asrun dan lima orang lainnya setelah tertangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK Selasa malam (27/2/2018).
Terkait hal tersebut, beberapa akademisi dari universitas ternama di Kota Kendari, ikut angkat bicara. Rektor IAIN Kendari, Dr. Nur Alim, mengaku prihatin atas musibah yang menimpa dua publik figur di Selawesi Tenggara (Sultra) tersebut.
“Tentu ini adalah musibah pemerintahan yang menimbulkan keprihatinan bagi kita semua sekaligus menjadi pelajaran bagi semua orang,” katanya.
Selain itu ia mengimbau kepada semua pejabat dan calon pejabat atau kepala daerah agar menaati regulasi yang ada. Ia juga berharap ini menjadi kasus terakhir yang menimpa pemerintahan di Sultra.
“Insyaallah kalau taat aturan, gak akan terjadi seperti itu,” tutupnya.
Selaras dengan Nur Alim, Rektor Universitas Sulawesi Tenggara, Dr. Andi Bahrun mengaku lebih mengedepankan asas praduga tak bersalah. Namun sebagai warga Sultra, dia prihatin dengan berita penangkapan Wali Kota Kendari dan ayahnya.
“Bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak termasuk kami akademisi karena korupsi sudah tidak lagi mengenal bidang,” ujarnya.
Dia turut mendoakan kepada kedua putra terbaik Sultra itu agar diberi kekuatan dan ketabahan dalam menjalani proses pemeriksaan. Ia juga berharap agar pihak keluarga diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini.
Reporter: Uchi Indah Sari
Editor: Rani