Motif Dendam Misi Kemanusian di Buteng Mendapatkan Teror Premanisme
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Berniat baik membawa bantuan untuk korban stanting di Desa Lowulowu, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah. Sekretaris DPC Hanura, Djoysman Mahuzi (30) malah mendapat hadangan oleh oknum mantan Kepala Desa, MR dengan sejumlah ancaman.
Tepatnya, Kamis (20/2/2020) sekitar pukul 09.00 Wita, setelah balik dari membawa logistik untuk korban stanting dan akan menjemput salah seorang anggota partainya ia mendapat hadangan oleh beberapa orang dijalan.
“Ketika saya putar balik mobil menuju Wamengkoli dijalan saya liat batu besar yang menghadang jalan dan saya tidak bisa lewat. Melihat banyak orang teman saya di dalam mobil menginstruksikan agar mundur jangan sampai kami kena pukul,” terangnya.
Dari aksi tersebut kemudian korban mengamankan diri kerumah Kepala Dusun Lowu-Lowu dan dibawa ke kamar. Setelah beberapa menit lalu datanglah dua orang yang salah satunya adalah mantan Kepala Desa.
“Mereka datang berdua dengan satu orang lagi, yang dimana MR sedang dalam keadaan mabuk. Dia teriak-teriak panggil saya untuk keluar katanya saya yang penjarakan keluarganya dan mengancam akan membakar rumah, juga mobil partai Hanura yang saya bawa dan sempat mengancam akan membunuh saya,” paparnya.
Dimana korban menduga MR melakukan hal tersebut akibat keponakannya yang ditahan pihak Polres Baubau karena mengeroyok dirinya sebulan lalu terkait pemilihan pilkades.
“Kasusnya sudah lama di proses di Polres dan memang terbukti salah melakukan pengeroyokan kepada saya yang tidak tahu apa-apa saat itu. Dan sekarang mereka malah tidak terima,” jelasnya.
BACA JUGA :
Tak ingin situasi semakin memanas oknum aparatur Desa dan mertua korban pun datang menenangkan situasi. Dimana saat itu pihak Polisi masih dalam perjalanan menuju lokasi.
Sekretaris Desa, La Fadi juga membenarkan aksi penghadangan tersebut. Dimana setelah korban baru saja selesai melakukan aksi kemanusian malah dihadang oleh aksi premanisme.
“Saya dengar informasinya saat itu lalu saya bergegas kelokasi rumah kepala dusun dimana korban diamankan. Yang saya tau memang MR saat itu sedang mengamuk dan mencari korban, kemudian diikuti oleh kurang lebih sekitar 10 orang yang berjaga-jaga, yang menunggu dijalan yang dihadang dengan batu,” ungkapnya.
Adapun korban Djoysman mengaku telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak kepolisian. Selain itu ia juga telah berkoordinasi dengan pimpinannya dipartai Hanura agar kejadian tersebut dapat diproses secara hukum.
Reporter: Gery
Editor: Haikal