Dilapor Polisi, Sekwan DPRD Sultra Siap Terima Panggilan Kepolisian
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pelakasana Tugas (Plt) Sekertaris Dewan (Sekwan) DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Trio Prasetio Prahasto kali ini harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Trio Prasetio Prahasto dilaporkan ke polisi oleh mantan Pengurus Provinsi (Pengrov) Perkemi Sultra, Marlin, karena diduga telah melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik kepada dirinya.
Dugaan penghinaan dan pencemaran nama berawal dari percapakan di dalam grup WhatsApp Pengrov Perkemi Sultra dimana di dalamnya terdapat percakapan yang menggunakan kata “murtad” yang ditujukan kepada Marlin.
[artikel number=3 tag=”sekwan sultra,perkemi”]
Menaggapi laporan dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik tersebut, Trio Prasetio Prahasto mengatakan, dirinya siap memenuhi panggilan kepolisan.
“Dia melapor, saya sebagai warga negara Indonesia yang patuh pada hukum, jika dipanggil saya siap kesana untuk memberikan klarifikasi,” ujar dia kepada Detiksultra.com, Selasa (8/10/2019).
Menurut dia, kata “murtad” yang dituliskannya dalam grup WhatsApp Pengrov Perkemi Sultra tersebut bukan berarti meninggalkan agama.
Namun, lanjutnya, kata “murtad” ditujukan kepada Marlin karena dia keluar dari Perkemi dan masuk ke organisasi Porkemi tanpa sepengetahuan Pengrov Perkemi Sultra.
“Dia masuk ke organisasi lain tanpa sepengetahuan saya. Kata murtad itu juga yang saya sampaikan sebagai ucapan ketidakberhasilan saya mendidik Marlin, sehingga dia keluar dari Perkemi. Saya merasa kehilangan dengan keluarnya Marlin,” katanya.
Terlebih, Wakil Ketua Umum Pengrov Perkemi Sultra ini menuturkan, Marlin merupakan atlet kebanggaannya. Sebab karena dari tangan dialah, Marlin bisa mencatatkan prestasi hingga ke tingkat nasional.
“Sebagai gurunya dan kakaknya saya merasa bangga atas capaian prestasi dia,” ungkapnya.
Selebihnya, dia kembali menjelaskan, kata “murtad” itu jangan diterjemahkan hanya satu kalimat, tapi harus diterjemahkan berdasarkan kalimat utuhnya.
“Dalam tulisan itu memang saya menuliskan murtad. Namun harusnya yang dimaknai itu kalimat utuhnya karena disitu ada simbol semiotiknya yang memang kalimat ini hanya semata – mata sebagai wujud menghormati dan menyesali ketidakberhasilan saya dalam membimbing Marlin,” jelasnya.
Ditanya soal langkah damai, dia menuturkan bahwa dirinya terbuka dengan siapapun. Langkah damai itu bisa dilakukan dengan ajang silahturahmi.
“Tergantung Marlin, dia inikan seperti anak saya. Kalau memang dia merasa terganggu dengan kata murtad maka saya memohon maaf atas kalimat yang saya keluarkan,” tutupnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan