Kronologi Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur 28 Menit di Penerbangan Kendari—Jakarta, Pesawat Sempat Keluar Jalur
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pilot dan kopilot Batik Air sempat tertidur selama 28 menit saat menerbangkan pesawat jenis Airbus A320 rute Kendari-Jakarta, pada 25 Januari 2024 lalu.
Peristiwa dua pilot tertidur tersebut berdasarkan laporan hasil investigasi yang dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Dalam laporan tertulis di situs resmi KNKT, sebelum kejadian pilot tertidur, pesawat Batik Air ini dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Haluoleo Kendari, dan kembali lagi ke Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelum bertolak ke Bandara Haluoleo Kendari yang dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta pada Pukul 03.14 WIB, kopilot sempat memberitahu pilot bahwa ia tidak mendapatkan istirahat yang cukup.
Selama penerbangan ke Kendari, pilot menawarkan kopilot untuk istirahat, dan yang bersangkutan sempat beristirahat di kopkit dan tidur selama 30 menit. Sementara tugas kopilot sementara diambil alih pilot.
“Kopilot terbangun sebelum pesawat mulai turun,” tulis dalam laporan KNKT yang ditandatangani Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, 27 Februari 2024.
Sekitar pukul 07.11 WITA pesawat mendarat di Bandara Haluoleo Kendari. Selama transit, pilot dan kopilot makan mi instan cup di kopkit. Setelah penurunan penumpang selesai, proses boarding penumpang dilakukan, dan penerbangan kembali ke Jakarta sekitar pukul 08.00 Wita.
Dalam penerbangan kembali ke Jakarta, pesawat dengan nomor penerbangan BTK6723 ini membawa penumpang sebanyak 153 orang.
Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, kedua pilot melepas headset mereka dan volume pelantang kokpit dikencangkan. Pilot kemudian meminta izin untuk istirahat, dan kopilot mengabulkan permintaan rekan penerbangnya itu.
“Beberapa detik kemudian pilot tertidur dan kopilot mengambil alih tugas pilot sebagai pilot monitoring (PM),” ungkap KNKT.
Pilot yang tadi tidur, terbangun pada pukul 08.22. Ia menanyai rekannya apa ingin istirahat. Kopilot merespons bahwa ia tidak ingin istirahat. Kedua pilot kemudian melakukan percakapan yang tidak terkait dengan tugas selama sekitar 30 detik dan pilot kembali tidur. Mengetahui pilot sedang tidur, kopilot melanjutkan tugasnya baik sebagai pilot terbang maupun pilot monitoring.
Dua menit berselang, atau sekitar pukul 08.24 Wita, kopilot meminta kepada Area Control Area (ACC) Makassar untuk terbang dengan arah 275 derajat, guna menghindari kondisi cuaca buruk.
Kopilot juga sempat berkomunikasi dengan pramugari melalui interfon menanyakan kondisi penumpang karena ia merasa pesawat mengalami turbulensi atau gangguan ringan. Pramugari menanggapi bahwa penumpang baik-baik saja.
ACC Makassar kemudian menginstruksikan pesawat dengan kode penerbangan BTK6723 untuk menghubungi ATC Jakarta, agar permintaannya disetujui. Kopilot lalu melakukan kontak dengan ACC Jakarta.
Alhasil, BTK6723 diinstruksikan untuk mengikuti Kurus 2G Standard Instrument Arrival (STAR) dan diminta melapor ketika pesawat sudah aman dari kondisi cuaca buruk. Usai membaca instruksi dari Jakarta ACC, kopilot secara tidak sengaja tertidur.
Kemudian, sekitar pukul 08.57 Wita, ACC Jakarta menelepon pilot BTK6723, namun tidak ada respons dari pilot. Beberapa upaya dilakukan ACC Jakarta untuk menghubungi BTK6723, termasuk bertanya ke pilot lain dan meminta untuk memanggil BTK6723. Namun tak ada satupun panggilan yang ditanggapi oleh pilot BTK6723.
Tetapi pukul 09.11 Wita atau 28 menit setelah transmisi terakhir yang direkam dari kopilot, pilot Batik Air terbangun dan sadar bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar.
Pilot kemudian melihat kopilot tertidur dan membangunkannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, pilot menanggapi panggilan dari pilot lain dan juga dari Jakarta ACC. Pilot memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio, yang menyebabkan kurangnya respons mereka.
Namun, setelah pesawat mendarat dengan selama di Bandara Soekarno-Hatta, penyelidik tidak menemukan ada kerusakan maupun masalah dengan sistem komunikasi pesawat.
Diketahui pula, pilot yang tidak disebutkan identitasnya itu berusia 32 tahun, yang memegang Lisensi Pilot Angkutan Udara yang masih berlaku (ATPL) dan memenuhi syarat sebagai pilot Airbus A320. Pilot juga memiliki sertifikat medis Kelas Satu yang masih berlaku dengan batasan medis untuk memakai lensa korektif.
Sedangkan kopilot yang juga tidak disematkan namanya berumur 28 tahun, memiliki Lisensi Pilot Komersial (CPL) yang masih berlaku dan memenuhi syarat sebagai pilot Airbus A320. Kopilot juga memiliki sertifikat medis kelas satu yang sah.
KNKT menemukan bahwa alasan kopilot tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena pada malam sebelumnya ia membantu istinya mengurus anak kembar mereka yang baru berusia satu bulan.
Meskipun pada malam sebelum jadwal terbang ke Kendari ia berusaha untuk tidur lebih awal, namun ia harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayinya, sehingga ia merasa kualitas tidurnya menurun.
Sementara itu, Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Beno yang dihubungi awak media ini, mengatakan dirinya belum mengetahui kasus ini. Bahkan kata dia, pihak Batik Air tidak pernah menginformasikan perihal pilot tertidur kepada Bandara Haluoleo Kendari.
“Mohon maaf Pak, konfirmasi langsung di KNKT, untuk di bandara tidak ada laporannya terima kasih,” kata dia. (bds)
Reporter: Sunarto
Editor: Biyan