Headline

Kearifan Bajo Melindungi Ekosistem Laut Berdasarkan Islam

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut, disamping keahlian turun temurun tentang pengetahuan laut dan kedalaman samudera, orang Bajo memiliki keunikan tersendiri dalam mengarungi lautan dengan berbagai tradisi yang keseluruhannya berlandaskan agama Islam.

Melalui proses panjang, ritual bernuansa Islam masih dipertahankan masyarakat Bajo, meskipun berdiri ditengah perkembangan zaman. Kearifal lokal yang dimiliki secara turun temurun mulai pudar ditelan waktu.

Mereka adalah tipe nelayan konservasi karena setiap melaut punya aturan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem. Mereka hanya mengambil ikan yang dewasa dan membiarkan ikan-ikan kecil tumbuh besar dan berkembang biak.

Mereka punya aturan tersendiri di lautan. Bagi mereka daratan telah disesaki ketamakan dan ambisi pembangunan yang membuat manusia mulai terpinggirkan. Sementara lautan terlalu luas untuk dikuasai.

Berdasarkan pengalaman Talib, seorang nelayan Bajo dri Desa Mekar, Soropia Kabupaten Konawe, selama tahun 1972 lalu, ekosistem terumbu karang dan biota laut masih banyak dijumpai di sekitar kawasan pulau Bokori karena keberadaan vegetasi bakau. Namun sekarang sudah tidak lagi dan para nelayan tradisional seperti driinya mengaku sulit mencari ikan.

“Dulu masih muda, nafas masih kuat menyelam. Alat pernafasan masih pakai compressor. Tidak perlu jauh-jauh cari ikan. Sekarang mau pasang jaring saja, sudah sulit dapat ikan,” ungkapnya.

Komunitas Bajo di desa Bajo Indah adalah sebuah gambaran dari perubahan kehidupan sosial budaya, ekonomi dan politik. Sekarang mereka sudah bercampur dengan etnis lain seperti etnis Bugis, etnis Tolaki, dan etnis Muna, dengan pertalian perkawinan di antara orang Bajo dengan etnis lain. Bahkan beberapa kearifan lokal masyarakat Bajo sudah mulai bergeser bahkan hilang.

Talib, Nelayan Bajo Memperbaiki Perahu. Foto: Qs/Detiksultra.com

Menurut Manifestasi Identitas Islam suku Bajo oleh Benny Baskara, Islam telah menjadi bagian penting masyarakat Bajo. Terbukti dari ayat ayat yang ditemukan dalam Lontarak Assalena Bajo yang penuh dengan nilai ajaran Islam dalam melukiskan kehidupan masyarakat Bajo.

Naskah Lontarak kuno tersebut pertama kali ditemukan di Kecamatan Lasolo, Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara dan salinannya telah disimpan dalam UPTD Museum Negeri Sulawesi Tenggara.

Sebagai bangsa pengembara laut, orang Bajo diyakini mengenal agama Islam berdasarkan pengaruh interaksi orang daratan. Naskah ditulis sekitar abad ke-16 hingga ke-17 di wilayah Bajo, perkampungan masyarakat Bajo di Teluk Bone yang dulunya adalah bagian dari wilayah kerajaan Bone. Dengan demikian kuat dugaan bahwa orang bajo mengenal Islam dari pengaruh kerajaan Bone.

Naskah Lontara suku Bajo di UPTD Museum Negeri Sultra. Foto: Qs/Detiksultra.com

Dalam Lontarak Assalena Bajo, dimulai dari ayat pertama yakni ;
Naiyya sininna pappujie, koi ri puang Allahu Taalaa, enrengngE ri suroona Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallama”.

Terjemahan dari ayat tersebut (Anwar;2000) adalah ;
“Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi dan Rasul-Nya Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam”

Ayat pertama menggambarkan suatu ikrar keimanan dalam ucapan dua kalimat syahadat sekaligus rukun Islam yang pertama. Selanjutnya ayat kedua menunjukkan bahwa orang bajo keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa.

Naiyya ri munrinna adaE. IyyanaE, poadaadangngi, sure’ lontara’E ri onro marippeE, ri asengngE mula tau. Naneeta Adang nennia neneeta Hawa iyyanatu riasengngi Opu Sengngeng malai bine

Terjemahannya sebagai berikut (Anwar;2000);
“Inilah yang membuat surat lontarak dalam keadaan ringkas mengenai asal usul manusia pertama. Nenek kita Adam dan Hawa yang disebut penghuni pertama bumi suami istri”

Ayat ketiga;
Iyyana mula-mula ri paturung ri linoE, maddepaE, rilapatella, nakonna riapanritannaE ri ware, nainappa ri paturung ri tanaE…”

Terjemahannya (Anwar;2000)
“Dialah yang pertama kali diturunkan didunia yang berkembang biak, karena kemuliaanya ditempatkan diatas, kemudian diturunkan ke bumi…”

Dari ketiga ayat diatas jelaslah bahwa Islam telah menjadi bagian yang penting oleh orang Bajo selama ini.

Reporter: Anakia
Editor: Haykal

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button