HeadlineKesehatan

Ikut Terisolasi di Wuhan, Kondisi Mental Anak Mantan Ketua KPU Sultra Tertekan

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mewabahnya virus Corona di Wuhan, China sejak 31 Desember 2019 lalu, membuat pemerintah setempat melakukan karantina massal, bukan hanya kepada warga lokal, namun juga termasuk pelajar Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di negara Tirai Bambu itu.

Salah satunya pelajar yang ikut terisolasi dari virus ini adalah anak mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, Hidayatullah bernama Yayu Indah Maharani.

Yayu diketahui sedang menjalani studi semester pertamanya di jurusan Kedokteraan Fakultas Kedokteran Hubey University, Kota Wuhan.

Berdasarkan komunikasi dengan keluarga di Kendari, Yayu sudah empat hari menjalani masa karantina.

“Alhamdulilah sejauh ini anak saya dalam keadaan sehat Walafiat. Anak saya bersama yang lain dan kami terus berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesi (KBRI) di Beijing,” kata Hidayatullah kepada Detiksultra.com, Senin (27/1/2020).

Meski secara umum kondisinya baik, namun Hidayatullah mengakui jika anak sulungnya itu dalam kondisi tertekan secara mental akibat situasi isolasi yang mencekam di China.

Pasalnya hampir semua fasilitas umum seperti roda transportasi umum maupun toko perbelanjaan ditutup.

Sehingga Yayu dan mahasiswa lainnya kesulitas untuk mendapatkan logisitik makanan, karena terbatasnya kebutuhan pokok.

Dari cerita Dayat sapaan akrab Hidayatullah, diketahui karena minimnya toko perbelanjaan yang buka, akibatnya harga khusus makanan melonjak mahal.

“Tapi sejauh ini anak-anak kami dalam kontrol pihak kampus dan pihak KBRI Beijing. Juga sejauh ini bahan makanan masih cukup, karena untungnya masih ada satu sampai dua toko yanng buka. Namun jangka waktu yang lama dikhawatirkan bisa berkurang atau dikhawatirkan bisa saja toko tutup semua,” katanya.

“Saat ini masih ditanggung personal dan kami orang tua mengirimkan dana kebutuhan belanja logistik. Dan pihak kampus juga menyiapkan kantin untuk makan mereka apabila logistik di asrama habis. Sudah ada kordinasi dengan pihak KBRI, namun kita sebagai orang tua berusaha mengantisipasi kebutuhan anak – anak disana,” jelasnya.

BACA JUGA :

Lebih lanjut Dayat membeberkan, bahwa saat ini, dirinya sedang berkoodinasi dengan pihak KBRI di Beijing dan pemerintah otoritas China di Kota Wuhan, untuk mengetahui cara evakuasi anaknya bersama mahasiswa lainnya dari isolasi kawasan disekitar area jangkauan virus corona.

“Tadi siang pihak Kemenlu RI juga sudah melakukan kontak langsung dengan anak saya di Wuhan,” imbuhnya.

Ketika ditanyakan hingga batas waktu kapan putri sulungnya itu akan menjalani masa isolasi di Wuhan, dirinya mengaku belum tahu secara pasti.

“Harapan kita sebagai orang tua tentunya agar anak-anak kami dapat kembali ke tanah air dulu, sampai kondisi steril kembali untuk lanjutkan studi, atau paling tidak dapat keluar dulu dari area jangkauan virus corona tersebut,” tukasnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Qs

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button