Ekobis

Pertamina Mandirikan Desa Tertinggal di Maros Sulawesi Selatan

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus menjalankan prinsip environmental social governance (ESG).

Prinsip tersebut diimani sangat kuat karena perusahaan akan tumbuh beriringan bersama lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan terhadap regulasi yang ada.

Salah satu implementasi ESG dilaksanakan oleh unit bisnis Pertamina, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin Makassar, yang berlokasi di Kabupaten Maros dengan memberikan pendampingan kepada salah satu daerah 3T.

Pendampingan itu terletak di Dusun Cindakko, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Ini dilakukan sejak 2018 dengan memulai pendidikan literasi untuk warga sekitar.

Dalam kurun dua tahun terakhir, Pertamina melanjutkan komitmennya dengan mengembangkan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di daerah tersebut melalui pemberdayaan masyarakat terkait budidaya lebah madu, gula aren, dan budidaya kopi arabica dan robusta.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Laode Syarifuddin Mursali mengatakan bahwa bentuk intervensi yang diberikan Pertamina meliputi pelatihan dan pendampingan berkelanjutan sampai produk hasil bumi tersebut bisa berdaya guna lebih.

Sebab menurut dia, Dusun Cinddako yang belum teraliri listrik, Pertamina merencanakan pengembangan solar panel dan pembangkit listrik teknologi micro-hydro dengan mengandalkan cahaya matahari dan debit aliran sungai yang berlebih.

“Visi kami adalah Cindakko menyala. Selain menyala dalam arti harfiah, menyala juga akronim dari mandiri ekonomi, jaya SDA dan lengkap nutrisi warga,” ujar dia dalam rilis yang diterima Detiksultra.com, Rabu (16/6/2021).

Dijelaskannya, potensi SDA yang dimiliki dusun tersebut sangat melimpah. Mulai dari madu hutan yang mampu menghasilkan hingga satu ton pada musim panen besar.

Vegetasi pendukung yang ada pun beragam dengan jenis spesies lebah madu hutan (Apis dorsata dan Apis cerana) dan lebah trigona (Tetragonula biroi).

“Pemanenan dilakukan menggunakan metode panen lestari dengan meninggalkan 1/4 sarang lebah agar koloni lebah kembali terbentuk,” katanya.

Adapun potensi gula aren dan kopi mencapai 100 kg dalam sekali panen. Pertamina secara bertahap akan mengolah ketiga produk unggulan tersebut menjadi bernilai guna dengan menerapkan prinsip good agricultural practice.

Sementara total bantuan CSR yang sudah digelontorkan untuk program Cindakko menyala ini mencapai Rp285 juta.

“Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan  berkelanjutan (TPB/SDG’s) poin 8 pengembangan ekonomi dan poin 12 konsumsi bertanggung jawab,” jelasnya.

Sementara Kepala Dusun Cindakko, Sulaiman mengatakan bahwa kehadiran Pertamina membawa perubahan bagi warga Dusun Cindakko yang beranggotakan 114 KK ini.

“Warga menjadi paham bagaimana menanam pohon dan kopi, budidaya lebah madu, panen lestari madu hutan dan mengolah gula aren. Desa kami karena di pelosok dan tidak ada listrik dan jaringan sama sekali jadi tidak ada akses informasi masuk,” keluhnya.

Sulaiman berharap pendampingan dilaksanakan bertahap dan berkelanjutan. Karena keterbatasan literasi informasi, warga desa tidak bisa menerima informasi secara cepat.

Untuk diketahui, Pertamina berkolaborasi dengan beberapa stakeholder terkait seperti Balai Taman Nasional Bantimurung Bulisaraung, Balai Penyuluhan Pertanian, Inspirasi Lebah Madu Indonesia, Sulawesi Development dan Care, dan berbagai pihak lainnya dalam kegiatan edukasi, workshop dan pemberdayaan yang dilakukan pada 8-10 Juni 2021 di Dusun Cindakko, Maros. (bds*)

 

Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button