KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bencana banjir bulan Juni lalu, sempat memutus akses pengiriman beras ke Kota Kendari, tidak sedikit pedagang memanfaatkan momen dengan melakukan indikasi kecurangan dengan menjual beras tidak sesuai porsi kualitas.
Tapi hal tersebut beda dengan pedagang beras di Pasar Grosir, Kadia yang konsisten dengan takaran yang pas.
Adapun yang menjadi alasan, yaitu perihal pertimbangan sepinya pengunjung yang berbelanja dan persaingan pedagang beras di pasar-pasar lainnya.
Seorang pedagang beras Pasar Grosir, Sumiati (39), mengakui pasca banjir tetap dijual dengan harga normal, yaitu Rp 440.000 per karung. Harga penjualan ini cukup normal dibanding desas desus permainan harga yang dilakoni pedagang di pasar lain saat momen banjir lalu.
“Kalau di pasar lain memang saya dengar banyak yang naikkan harga, hanya kalau disini kami tetap ji harganya, lagian pembeli juga tidak terlalu rame, justru kalau kami naikkan kami yang rugi,” katanya pada Detiksultra.com, Rabu(17/7/2019).
Jelasnya lagi bahwa, harga eceran beras yang dijualnya pun tetap sama dengan harga biasanya, yaitu Rp.10.000 per liter.
“Kalau saya biasanya suplai beras dari Konawe dan Konawe Selatan, adapun setelah banjir ini harga beras yang saya suplai dari petani juga sama ji seperti biasanya, Rp 8.800 per liter, tidak berpengaruh ji,” pungkasnya.
Dirinya juga mengakui, walau sempat terkendala dalam hal distribusi akibat banjir, tapi tidak langsung berimbas pada harga.
“Jadi banjir kemarin itu tidak berpengaruh ji, hanya proses pengirimannya saja yang agak lambat dari biasanya, karena memutar lagi orang lewat motaha,” pungkasnya lagi.
Reporter : M2
Editor : Dahlan