Mentan: Meski Lahir Miskin, Jangan Terkubur Oleh Kemiskinan
BUTON UTARA, DETIKSULTRA.COM – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, Kamis (26/7/2018), berkunjung ke Kabupaten Buton Utara (Butur). Kedatangannya ke Butur untuk meninjau model pertanian organik yang dikembangkan daerah itu.
Dalam kunjungannya tersebut, Amran Sulaiman menyampaikan pesan kepada warga, meskipun seseorang dilahirkan dalam keadaan miskin, tapi jangan terkubur oleh kemiskinan.
“Artinya, boleh saja kita dilahirkan dalam keadan serba tidak berkecukupan dari segi materi. Tapi bukan berarti kita pasrah begitu saja pada nasib. Untuk mengubah hidup menjadi lebih baik, kita harus bekerja keras,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jangan hanya mengharapkan bantuan dari manusia, karena bantuan dari manusia sifatnya terbatas. Etos kerja yang tinggi dan menjaga hubungan dengan sang pencipta, bisa merubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
“Boleh dibilang, saya ini terlahir dari keluarga yang kurang berada, dengan 12 bersaudara,” terangnya
Namun status ekonomi ini tak lantas membuat dirinya berkecil hati. Ia termotivasi memperjuangkan nasibnya agar jadi orang yang sukses.
“Saya memiliki prinsip hidup begini, boleh saja kita terlahir miskin, tapi jangan sampai kita terkubur oleh kemiskinan,” terangnya.
Salah satu bukti etos kerjanya yang tinggi, saat usianya sembilan tahun, dirinya sudah banting tulang dengan menjual batu gunung, hingga mengantarkannya menjadi Menteri Pertanian.
“Saya heran datang di sini, lihat bapak-bapak jam 09.00 pagi masih gendong anak, baru ke ladang menjelang siang. Jangan dibiasakan,” tuturnya.
Tambahnya, kalau mau cepat kaya, jangan kerja 2 jam di ladang. Bila perlu, kerja jam 7 pagi dan pulang ke rumah sore hari.
“Kita harus berusaha dan bekerja keras. Lahir dalam keadaan miskin, sejatinya tidak membuat kita menjadi miskin seumur hidup,” tutupnya.
Kunjungan Menteri Pertanian kali ini, bukan hanya meninjau langsung model pertanian organik, namun sekaligus menyerahkan bantuan bibit padi, jagung, alsintan berupa traktor dan sapi, di Desa Dampajaya Kecamatan Kulisusu Barat.
Reporter: Ningsih
Editor: Rani