BAUBAU, DETIKSULTRA.COM – Semira Cafe and Resto adalah salah satu bidang usaha pendatang baru yang hadir dengan pemilihan lokasi yang sangat strategis. Cafe ini berada di bukit Kota Baubau yang hanya berjarak 15 menit dari pusat kota. Karenanya, tidak sedikit para penikmat kopi dan pemburu sunset berbondong-bondong ke tempat ini.
Cafe ini menggunakan konsep akulturasi dua budaya Bali dan Buton. Hal ini terlihat dari penggunaan ornamen pajangan dinding seperti katepi atau talang anyaman bambu asal Buton dan sarung Buton, juga terdapat empat ornamen payung khas Bali.
Bukan itu saja, dari pemilihan menu misalnya, cafe ini menawarkan makanan khas ayam sambal matah dan ayam betutu khas abali dan parende asal Buton.
Manager Semira Cafe and Resto, Sandi Anggara mengatakan konsep cafenya merupakan akulturasi atau perpaduan dari budaya asalnya, Bali-Lombok dan budaya owner Semira, Buton. Nama Semira sendiri berangkat dari nama anak sang owner, Sesa Amira.
Cafe ini telah menjadi “gula” bagi semua kalangan masyarakat di Kota Baubau. Tidak sedikit muda-mudi yang membanjiri cafe yang berkonsep outdoor ini untuk chill bersama kawan-kawan dengan ditemani kopi dan sunset di sore hari.
Juga, lokasi ini bisa menjadi ruang yang pas buat makan malam romantis (candle light dinner) bersama pasangan atau pun keluarga. Bahkan, meeting bagi para pekerja kantoran bisa dilakukan dengan kondisi yang hening dan kondusif.
Bukan karena di Kota Baubau tidak ada tempat nongkrong untuk kopi. Namun tempat kopi ini hadir dengan konsep yang fresh dengan lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis dapat dijelaskan dengan posisinya yang sangat dekat dengan Kota dan berada di atas bukit Kota Baubau, Jalan Raya Palagimata.
Lokasi ini yang memungkinkan para pengunjung untuk memanjakan mata mereka. Dari Bukit, pengunjung dapat menyaksikan seluruh area Kota Baubau di waktu siang, sore dan malam. Tidak hanya suasana Kota, pengunjung juga dapat menyaksikan hilir mudik kapal besar dan kecil di Pelabuhan Baubau, juga hamparan bukit yang membentuk pulau-pulau.
Dengan begitu, tidak salah bila banyak orang yang tergiur untuk menikmati keindahan view atau pemandangan yang ditawarkan Semira Cafe and Resto ini.
“Meski kami baru buka tiga bulan, tapi cafe kami sudah cukup dikenal masyarakat. Bahkan tidak jarang, seluruh kapasitas kita dipenuhi pengunjung. Mulai dari bulan puasa lalu hingga hari ini,” beber Sandi Anggara pada Detiksultra.com, Sabtu (26/6/2022).
Paling sedikit, kata Sandi, pengunjung di Semira Cafe sekitar 80-an orang. Kendati begitu, di hari weekend, kapasitas pengunjung bisa penuh dengan jumlah maksimal 150 pengunjung. Sehingga, pihaknya tidak jarang tidak menerima pengunjung non reservasi atau tidak memesan tempat sebelumnya.
“Untuk harga menu, mungkin mirip-mirip jualan kaki lima. Tapi kualitas menu kami utamakan,” imbuh Sandi.
Kedepannya, Cafe ini akan mencoba menerapkan konsep go green atau pola hidup yang ramah lingkungan pada para pengunjung. Penggunaan plastik akan ditiadakan. Sandi berharap, pengunjung Semira Cafe and Resto, utamanya warga lokal dapat mendukung konsep go green yang akan diterapkan di waktu mendatang. (bds)
Reporter: Surahman Djunuhi
Editor: Wulan Subagiantoro